MATA INDONESIA, CANBERRA – Parlemen Australia memperdebatkan mosi untuk mengutuk pelanggaran sistematis hak asasi manusia yang dilakukan oleh Cina. Parlemen Australia juga mengatakan Bahwa Beijing melakukan tindakan genosida terhadap Muslim Uighur yang berada di wilayah Xinjiang.
Pada Februari, parlemen di Kanada dan Belanda mendapat teguran dari Negeri Tirai Bambu setelah mengeluarkan mosi yang mengatakan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Cina merupakan genosida.
“Pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan dan sistematis di dunia terjadi di Xinjiang,” kata Kevin Andrews, anggota parlemen dari Partai Liberal yang berkuasa di Australia, melansir Reuters, Senin, 22 Maret 2021.
Andrews juga mengutip kamp interniran skala besar dan tuduhan kerja paksa di antara alasan kecaman dari parlemen Belanda dan Kanda, serta majelis tinggi Inggris dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken dan mantan Menlu AS, Mike Pompeo.
Banyak yang mengatakan atau mempertanyakan apakah program Partai Komunis Cina yang berkuasa melanggar konvensi genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1948.
Mosi Andrews mendesak Australia untuk menegakkan hukum terhadap perbudakan modern dan mengidentifikasi rantai pasokan yang menggunakan kerja paksa. Belum jelas kapan akan dilakukan pemungutan suara.
Seorang anggota parlemen dari Partai Buruh, Anne Stanley mengatakan sekitar 3 ribu orang Uighur di Australia yang tinggal di daerah pemilihannya, merasa putus asa serta cemas.
“Kebanyakan orang Uighur Australia mengenal seseorang yang telah hilang atau tidak terdengar selama bertahun-tahun,” kata Anne Stanley, yang mewakili Werriwa di Sydney barat, kepada parlemen.
China awalnya membantah berbagai tuduhan dan mengatakan kamp itu adalah pusat kejuruan dan dirancang untuk memerangi ekstremisme. Akhir tahun 2019, dikatakan bahwa semua orang di kamp telah lulus.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Cina tegas menolak retorika yang mereka anggap konyol dan tidak masuk akal –mengenai genosida di Xinjiang, oleh sebagian anggota parlemen di sidang DPR Australia hari ini.
“Tuduhan mereka, berdasarkan disinformasi dan kebohongan dank arena motif politik, sengaja dibuat untuk mencoreng Cina,” demikian pernyataan Kedutaan Besar Cina.