Astaga, Boeing Ternyata Tahu Kelemahan Seri Max Sebelum Diserahkan ke Lion Air

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Perusahaan pesawat terbang The Boeing Company membuat pernyataan mengejutkan soal kegagalan sistem pada Boeing 737 seri Max. Ternyata saat pengiriman perdana ke maskapai pemesan, termasuk Lion Air, pada 2017 para insinyur Boeing mengetahui masalah pada perangkat lunak seri Max yang berkaitan dengan AOA (angle of attack) Disagree.

“Perangkat lunak yang dikirim ke Boeing dan berhubungan dengan peringatan AOA Disagree adalah perangkat optional pada seri Max dan NG (New Generation). Pengaktifannya hanya maskapai tersebut memilihnya,” begitu penjelasan resmi The Boeing Company yang dirilis 5 Mei 2019.

Baru sekitar satu minggu setelah kecelakaan Lion Air, 6 November 2018, Boeing mengeluarkan Buku Petunjuk Operasional (OMB).

Sehari kemudian FAA dari Airworthiness Directive (AD) juga menerbitkan buku tersebut.

Boeing membahas status peringatan AOA Disagree dengan FAA setelah kecelakaan Lion Air. Pada saat itu, Boeing memberi tahu FAA bahwa teknisi Boeing telah mengidentifikasi masalah perangkat lunak pada 2017.

Namun, setelah melalui proses standar Boeing menilai masalah itu tidak berdampak buruk terhadap keselamatan atau operasi pesawat.

Pada bulan Desember 2018, Boeing mengadakan Safety Review Board (SRB) untuk mempertimbangkan lagi apakah tidak adanya peringatan AOA Disagree dari 737 MAX justru bisa menampilkan isu keselamatan lebih baik lagi.

Hingga kini Boeing hanya bisa menjamin bahwa 737 seri Max produksinya akan berubah menjadi pesawat terbang paling aman sejagat.

Namun dua kecelakaan yang menimpa pesawat jenis itu dari Lion Air dan Ethiopian Airlines cukup membuat masyarakat kapok terbang dengan jenis pesawat tersebut.

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini