Ashraf Ghani Tuding AS sebagai Biang Kerok Hancurnya Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani untuk yang pertama kalinya muncul dalam sebuah wawancara sejak ia melarikan diri dari Kabul empat bulan lalu.

Pada kesempatan ini, Ghani menyalahkan komunitas internasional, khususnya Amerika Serikat (AS) yang membuat kesepakatan dengan Taliban. Sehingga membuat kekuasaannya jatuh pada 15 Agustus 2021.

Kepada BBC, Ghani mengungkapkan alasannya melarikan diri dari Kabul dengan menggunakan helikopter bersama penasihat keamanan nasionalnya, Hamdullah Mohib, dan komandan keamanannya.

“Mereka mengatakan PPS (layanan perlindungan presiden) telah runtuh, (dan) jika saya mengambil sikap mereka semua akan dibunuh. Dia (Mohib) tidak memberi saya waktu lebih dari dua menit,” kata Ashraf Ghani, melansir Guardian, Jumat, 31 Desember 2021.

Taliban jelas berada di jalur untuk mengendalikan Afghanistan sebelum pelarian Ghani ke pengasingan, tetapi kepergiannya yang tergesa-gesa mengakhiri harapan akan penyerahan kekuasaan secara tertib yang mungkin membuat bantuan tetap mengalir, dan menggagalkan rencana untuk pemerintahan yang inklusif.

Kini, Afghanistan dilanda kelaparan, ekonominya telah berkontraksi lebih dari sepertiga, dan sektor kesehatan serta pendidikannya telah dilumpuhkan oleh penghentian mendadak dana asing yang mereka andalkan.

“Apa yang mereka salahkan untuk saya, mereka memiliki hak penuh, saya percaya pada kemitraan internasional kami dan menempuh jalan itu. Kita semua membuat kesalahan besar dengan asumsi kesabaran masyarakat internasional akan bertahan lama,” tutur Ghani ketika ditanya banyak warga Afghanistan menyalahkannya atas bencana ini.

Ghani mengkritik Washington karena membiarkan pemerintahnya keluar dari pembicaraan damai selama bertahun-tahun dengan Taliban, mengklaim bahwa kesepakatan yang ditandatangani di bawah utusan perdamaian AS, Zalmay Khalilzad pada dasarnya mengorbankan warga Afghanistan untuk kelancaran keberangkatan pasukan AS.

“Dari segi proses, dari segi hasil, tanggung jawab jelas ada pada AS. Kami tidak pernah diberi kesempatan untuk duduk bersama mereka (Taliban). Duta Besar Khalilzad duduk bersama mereka; itu menjadi masalah Amerika, bukan masalah Afghanistan. Mereka menghapus kita,” sambungnya.

Khalilzad mengatakan dalam wawancaranya sendiri dengan program Today bahwa runtuhnya republik itu karena “kegagalan kepemimpinan Afghanistan” dan pasukan Afghanistan yang tidak “melawan keras” melawan Taliban.

Enam bulan lalu, kedua pria itu termasuk di antara tokoh paling berpengaruh yang membentuk masa depan Afghanistan; sekarang tidak ada yang mau menerima tanggung jawab atas tragedi yang mengintai negara itu.

Terakhir, Ghani menyesali kerusakan reputasi dan warisan yang ditinggalkannya. “Pekerjaan saya telah hancur. Nilai-nilai saya telah diinjak-injak, dan saya dijadikan kambing hitam,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini