ASEAN Bisa Jadi Pusat Penularan Covid19, Waspadai Empat Negara Jiran Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang pakar mikro biologi kebangsaan Indonesia yang mengajar di Universitas Putra Melayu, Bimo Ario Tejo Ph.D mengingatkan kita semua bahwa ASEAN bisa menjadi pusat penyebaran atau episentrum Covid19 setelah Eropa. Negara-negara yang harus menjadi perhatian adalah Malaysia, Thailand, Filipina dan Kamboja.

Menurut Bimo, prediksi itu tidak terlepas dari masih rendahnya cakupan vaksinasi Covid19 di kawasan tersebut dan mulai masuknya varian-varian baru SARS-Cov-2 hasil mutasi dari luar kawasan.

“Negara-negara tetangga kita sudah memberikan ‘warning’ apa yang akan terjadi jika kita tidak waspada. Warning itu seperti alarm kebakaran. Kita bisa mengabaikan dan menganggapnya cuma main2. Atau kita bisa bersikap serius dan mengambil langkah2 penyelamatan,” ujar Bimo seperti pesan yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 1 Juni 2021.

Malaysia, Thailand dan Kamboja tampaknya sedang kewalahan dengan mendominasinya varian baru dari luar kawasan tersebut.

Hal itu tampak dari angka pertambahan kasus baru dan kematian yang melonjak dari beberapa minggu sebelumnya.

Sementara di Indonesia masih relatif melandai, namun kini pertambahan kasusnya mulai naik kembali akibat kenekatan sebagian warga Indonesia melakukan perjalanan mudik pada lebaran 2021 ini.

Menurut Bimo, meski sudah ada varian baru, namun Indonesia masih didominasi varian-varian lama yang penularannya lebih lambat dari yang baru.

Namun, kita harus tetap waspada agar penularan varian baru tersebut benar-benar tidak ada lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini