MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ikut merespons kerusuhan besar yang terjadi pada Sabtu 27 Maret 2021, yang membuat 91 warga sipil di Myanmar tewas dibantai pasukan keamanan junta militer.
Menurut Blinken, tragedi ini benar-benar mengerikan dan tidak sepantasnya terjadi pada para demonstran anti kudeta.
“Kami ngeri dengan pertumpahan darah yang dilakukan oleh pasukan keamanan Burma, yang menunjukkan bahwa junta akan mengorbankan nyawa rakyat untuk melayani beberapa orang,” kata Blinken, seperti dikutip dari AFP, Sabtu 27 Maret 2021.
Pembantaian para demonstran oleh pasukan keamanan ini kemudian menjadi hari paling berdarah, sejak kudeta militer terjadi pada awal Februari 2021 lalu.
Tragedi berdarah ini adalah bukti nyata, bahwa ancaman militer akan menembak kepala para demonstran benar-benar terjadi.
Seorang juru bicara militer tidak menanggapi panggilan untuk mengomentari 91 pembunuhan yang terjadi hari ini oleh pasukan keamanan maupun serangan pemberontak di posnya.