MATA INDONESIA, WASHINGTON – Latihan Kerjasama dan Pelatihan Asia Tenggara (SEACAT) yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) secara online sedang berlangsung di Singapura.
Di tahun ke-20, latihan tahunan tersebut turut melibatkan angkatan laut dari 21 negara, di antaranya: Australia, Bangladesh, Brunei, Kanada, Prancis, Jerman, India, Jepang, Malaysia, Maladewa, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Inggris Raya, Amerika Serikat, Vietnam, serta Indonesia.
Dalam sebuah pernyataan, armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan bahwa latihan tahun ini mencakup 10 kapal dan lebih dari 400 personel. Latihan tersebut dirancang untuk mendorong negara-negara menggunakan kekuatan maritim mereka untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan operasional, membangun kapasitas untuk misi dukungan kemanusiaan, dan menegakkan hukum dan norma internasional.
Latihan SEACAT berlangsung saat Cina dan Rusia juga melakukan latihan militer bersama di wilayah Ningxia utara-tengah Cina. AS pun bersiap untuk melakukan latihan bersama dengan Korea Selatan – yang meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara.
Selama latihan SEACAT, sebuah pos operasi di International Fusion Centre di Singapura akan berfungsi sebagai pusat untuk koordinasi krisis dan berbagi informasi karena angkatan laut yang berpartisipasi melacak kapal dagang yang mensimulasikan kapal kepentingan yang mencurigakan di seluruh laut Asia Tenggara.
Laut Cina Selatan, yang diklaim hampir seluruhnya oleh Beijing – tetapi juga oleh negara-negara Asia Tenggara termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia, merupakan salah satu jalur perairan tersibuk di dunia dan telah menjadi fokus kepentingan maritim yang semakin meningkat.
“Skenario dirancang untuk mendorong negara-negara untuk bekerja sama melalui aset kesadaran domain maritim untuk lebih memahami operasi dan kepatuhan terhadap norma-norma internasional,” kata Kapten AS Tom Ogden, komandan Destroyer Squadron 7.
“Mempraktikkan intersepsi multilateral, multi-platform membantu mitra Asia Tenggara kami bersiap untuk kemungkinan keterlibatan dunia nyata di masa depan,’ sambungnya, melansir Al Jazeera, 11 Agustus 2021.
Sebagai catatan, SEACAT dimulai tahun 2002 sebagai Kerjasama Asia Tenggara Melawan Terorisme. Latihan tersebut diluncurkan setelah serangan September 2001 di AS dan berganti nama tahun 2012 untuk fokus memajukan pelatihan di antara angkatan laut regional dan penjaga pantai di Asia Selatan dan Tenggara untuk mengelola tantangan, termasuk pembajakan dan penyelundupan.
Beberapa organisasi internasional dan non-pemerintah juga mengambil bagian dalam latihan tahun ini. Mereka termasuk United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC), EU Critical Maritime Route Wider Indian Ocean (CRIMARIO), dan International Committee of the Red Cross (ICRC).