AS-Cina Mulai Damai, Rupiah Ditutup Menguat Awal Pekan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup menguat di awal pekan, 13 Januari 2020. Mengutip data RTI Bussines, mata uang Garuda ditutup pada posisi Rp 13.668 per dolar AS atau menguat 0,76 persen.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah sore ini dibayangi oleh sejumlah sentimen dari luar negeri di antaranya sebagai berikut.

Pertama, soal berakhirnya perang dagang AS dan Cina. Kedua negara dikabarkan bakal menandatangani kesepakatan dagang fase I pada Rabu 15 Januari nanti.

“Seluruh dunia menanti hal tersebut karena setidaknya risiko tereskalasi untuk terjadi ketegangan kembali mengecil,” katanya sore ini.

Adapun dalam kesepakatan dagang fase I, Presiden Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15 persen terhadap produk impor asal Cina senilai 120 miliar dolar AS nantinya akan dipangkas menjadi 7,5 persen saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari pihak China, Trump menyebut bahwa Cina akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai 50 miliar dolar AS.

Kedua, soal data pengangguran AS yang stagnan. Tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada level 3,5 persen, tetapi pertumbuhan upah melambat ke kecepatan 0,1 persen bulan lalu.

“Menyusul laporan pekerjaan yang lebih lemah dari yang diperkirakan, BMO mengatakan ada sedikit alasan bagi The Fed untuk beralih karena tren pertumbuhan pekerjaan yang stabil, rendahnya pengangguran,” ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, laju rupiah dibayangi oleh berakhirnya tekanan geopolitik di timur tengah pasca tewasnya Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis terbunuh.

Hal ini mengakibatkan harga minyak mentah dunia kembali melemah, bahkan menyentuh level terendahnya di 59.00 dolar AS per barel.

“Kita harus tau, bahwa saat ini Indonesia merupakan negara net importir minyak di kawasan Asia Tenggara. Saat harga minyak turun, biaya impor komoditas ini akan ikut turun sehingga neraca perdagangan akan semakin terjaga dan ini akan berdampak positif buat mata uang rupiah,” katanya.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini