MATA INDONESIA, JEDDAH – Arab Saudi semakin membuka diri kepada investor asing ke negaranya.
Otoritas Pasar Modal Arab Saudi (CMA) telah mengizinkan lembaga pasar keuangan menerima investor non-Saudi dalam dana properti. Dana ini untuk menginvestasikan sebagian atau seluruh asetnya di properti yang terletak di dalam batas-batas kota Makkah dan Madinah.
Dilansir di Saudi Gazette, Selasa 9 November 2021, pihak berwenang menekankan perlunya lembaga keuangan untuk mematuhi ketentuan hukum yang memungkinkan warga asing memiliki dan berinvestasi real estate atau ketika melikuidasi dana tersebut.
Otoritas mengatakan keputusan tersebut akan berkontribusi untuk mengandalkan pasar keuangan sebagai saluran pembiayaan yang terdiversifikasi. Ini juga untuk memperkuat pilar Visi Saudi 2030 yang bertujuan membuat pasar keuangan Saudi menarik bagi investasi lokal dan asing.
Visi 2030 juga harus mampu memainkan peran penting dalam mengembangkan ekonomi dan mendiversifikasi sumber pendapatannya. Langkah CMA ini bertujuan mengaktifkan peran dana investasi sebagai alat pembiayaan dalam rencana strategisnya.
Ia juga berharap dana tersebut dapat berkontribusi membiayai berbagai kegiatan vital dalam perekonomian, seperti sektor real estate dan keuangan dan sektor usaha kecil dan menengah, di samping kegiatan lain seperti bisnis refinancing.
Kepala Sektor Dana Pasar Modal Alawwal Capital Alaa Al-Ibrahim mengatakan keputusan ini akan berdampak positif pada semua jenis dana properti.
Ia mengatakan banyak investor ingin berinvestasi di properti di Makkah dan Madinah. Keputusan tersebut menghilangkan hambatan besar bagi penduduk di Kerajaan dan mereka yang berada di luar negeri untuk berinvestasi dalam dana ini.
Al-Ibrahim mengatakan keputusan itu juga menunjukkan masalah kepemilikan real estat non-Saudi jika dana dilikuidasi. Jika terjadi likuidasi, investor non-Saudi harus menerima nilai likuidasi secara tunai dan tidak memiliki kontribusi dalam bentuk barang.
Dia berharap CMA akan mengatur kontrol yang memungkinkan perusahaan yang terdaftar di pasar Saudi yang menargetkan dua kota suci, dan mungkin ada peraturan khusus untuk perusahaan saham gabungan publik dan investor untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan ini. Al-Ibrahim memang mengharapkan CMA akan mengizinkan investasi oleh non-Saudi secara langsung di perusahaan-perusahaan ini dalam waktu dekat.