AP II: Tahun Ini Penerbangan 38 Ribu Jemaah Haji dan Umrah Pindah ke Bandara Kertajati

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Mulai tahun ini, penerbangan embarkasi haji dan umrah dari sebagian wilayah di Jawa Barat (Jabar) akan pindah dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), atau yang juga dikenal sebagai Bandara Kertajati.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin mengatakan sekitar 38 ribu calon jemaah haji dan umrah tahun ini yang akan mulai diterbangkan dari Bandara Kertajati.

“Prospek pasar Jawa Barat cukup besar untuk haji,” katanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat 24 Januari 2020.

Awaluddin menjelaskan pengalihan penerbangan haji dan umroh ini akan turut berdampak pada pengurangan kepadatan di Bandara Soetta. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan jumlah maskapai internasional dan penerbangan bertarif rendah atau low cost carier (LCC) di Soetta cukup siginifikan.

“LCC di Soetta tahun lalu tumbuh 8 persen untuk pergerakan pesawatnya, dan penumpangnya 5 persen tumbuh. LCC sendiri di Soetta ambil porsi 4,2 juta lebih penumpang tahun lalu. Sementara total penumpang internasional tidak kurang sekitar 18 juta,” katanya.

Menurutnya, pengalihan ini juga dapat mengurangi beban pengelolaan penerbangan haji di Bandara Soetta. Selama ini, Soetta melayani embarkasi haji dari 4 provinsi, antara lain dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Lampung.

Beberapa maskapai yang melayani penerbangan khusus umrah disebutkannya telah konsisten beroperasi dari Bandara Kertajati. Seperti Citilink yang memberangkatkan penerbangan umrah sebanyak dua kali dalam sepekan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini