MATA INDONESIA, JAKARTA – Kepala daerah harus selalu siaga untuk mengantisipasi Megathrust. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta para kepala daerah supaya tidak lengah. Mengingat fenomena ini sulit untuk diprediksi waktu terjadinya.
“Kita takut pada megathrust, kita duga itu akan terjadi, kapan dan bagaimana kita tidak tahu. Jadi kita semua harus siap menghadapi semua itu,” kata Luhut, Kamis 4 Maret 2021.
Luhut menilai bahwa gempa tidak dapat diprediksi meski dengan alat canggih sehingga pelatihan evakuasi bencana sebagai wujud mitigasi perlu dilakukan setiap tahun. Maka ia meminta supaya sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami diperkuat misalnya dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
“Saya mohon teman-teman para pimpinan daerah, gubernur, wali kota, sampai kepada yang terbawah, tolong dilihat Perpres ini. Saya ingat konteks penyusunan perpres karena pengalaman-pengalaman kita selama ini,” kata Luhut.
Selain itu, ia juga menekankan supaya pemerintah daerah bersama kementerian dan lembaga berkolaborasi mengantisipasi bencana alam. Mengingat kelemahan paling besar di pemerintahan Indonesia adalah koordinasi.
“Kita tidak holistik menyelesaikan masalah, terlalu banyak segmentasi. Jangan ada ego sektoral anda paling berkuasa, kalau tanpa bantuan kementerian lembaga lain anda tidak sempurna. Kita harus betul-betul berkolaborasi,” kata Luhut.
Adapun, Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) daerah rawan gempa megathrust ada di Kepualauan Mentawai, Lampung, Selat Sunda, Banten, Selatan Bali. Kemudian, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Utara Papua dan Laut Banda.