Anjing Dilatih Angkatan Militer Jerman untuk Deteksi Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Kedokteran Hewan di Hanover telah menemukan bahwa anjing pelacak terlatih dapat digunakan untuk mendeteksi COVID-19 dalam sampel manusia dengan tingkat akurasi yang relatif tinggi.

Diketahui, delapan anjing pelacak dari Bundeswehr Jerman dilatih dalam satu minggu untuk membedakan antara lendir dan air liur pasien yang terinfeksi coronavirus dan individu yang tidak terinfeksi.

Anjing-anjing itu kemudian disajikan dengan sampel positif dan negatif secara acak oleh mesin.

Hasilnya, hewan tersebut mampu mendeteksi secara positif sekresi dari pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dengan tingkat keberhasilan 83 persen dan mengontrol sekresi pada tingkat 96 persen. Tingkat deteksi keseluruhan, menggabungkan keduanya, adalah 94 persen.

Kesimpulannya, berdasarkan lebih dari 1.000 sampel yang diendus, yang diterbitkan dalam The BMC Infectious Diseases Journal, tim mengatakan bahwa anjing dapat memainkan peran dalam mendeteksi individu yang terpapara virus.

Anjing pelacak yang biasanya dilatih untuk melacak bahan peledak atau obat-obatan, juga telah digunakan sebelumnya untuk mengendus berbagai kanker dan hipoglikemia pada penderita diabetes.

Aplikasi medis ini memotivasi para ilmuwan veteriner untuk meneliti potensi kemampuan anjing pelacak untuk mendeteksi virus corona.

“Kami berpikir bahwa ini bekerja karena proses metabolisme dalam tubuh pasien yang sakit benar-benar berubah dan kami berpikir bahwa anjing dapat mendeteksi aroma spesifik dari perubahan metabolisme yang terjadi pada pasien tersebut,” kata Profesor Maren von Köckritz- Blickwede, seorang spesialis dalam biokimia infeksi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini