Angka Kematian Akibat COVID-19 di India Lewati 250 Ribu!

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – India melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona mencapai 250 ribu jiwa sejak awal pandemi hingga saat ini. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, sebanyak 4,205 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam.

Data Worldometer melaporkan, kasus virus corona di India mencapai angka 23,340,938.  Para ahli virus terkemuka mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah infeksi virus corona di India telah mencapai puncaknya.

“Kurva infeksi COVID-19 India mungkin menunjukkan tanda-tanda awal mendatar, tetapi penurunan jumlah infeksi baru kemungkinan akan lambat,” kata Ahli Virologi, Shahid Jameel, melansir Reuters, Rabu, 12 Mei 2021.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kami telah mencapai puncaknya. Ada beberapa indikasi kasus mereda. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa ini adalah dataran yang sangat tinggi. Kami tampaknya mencapai sekitar 400 ribu kasus per hari,” sambungnya.

India, dengan populasi 1,4 miliar jiwa, saat ini menyumbang satu dari tiga kematian yang dilaporkan akibat virus korona di seluruh dunia. Rumah sakit dan staf medis kewalahan menghadapi badai pasien infeksi virus corona, serta kamar mayat dan krematorium yang tak pernah kosong.

Gelombang kedua infeksi COVID-19 yang brutal telah menyebar setiap penjuru India, menembus sistem kesehatan yang rapuh dan tidak siap untuk krisis dari virus mematikan ini.

Meledaknya jumlah korban meninggal dunia di India menyebabkan desa-desa kekurangan kayu untuk kremasi. Sehingga menyebabkan banyak jenazah terdampar di tepi sungai Gangga yang mengalir melalui daerah terpadat di dataran utara.

Seorang penduduk distrik Ghazipur di negara bagian Uttar Pradesh, Akhand Pratap mengatakan bahwa orang-orang membenamkan mayat di sungai Gangga yang suci alih-alih kremasi karena kekurangan kayu kremasi.

Bahkan di ibu kota, New Delhi, banyak korban COVID-19 yang ditelantarkan oleh kerabatnya setelah dikremasi, meninggalkan relawan untuk mencuci abunya, mendoakannya, lalu membawanya untuk disebar ke sungai – ritual yang biasa dilakukan oleh keluarga.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) varian B.1.617 yang pertama kali diidentifikasi di India telah terdeteksi di setidaknya 44 negara sejauh ini. WHO telah mengklasifikasikannya sebagai varian perhatian yang membutuhkan pelacakan dan analisis yang lebih tinggi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini