MATA INDONESIA, KUDUS – Varian baru COVID-19 Delta yang pertama kali terdeteksi di India disinyalir menjadi salah satu penyebab memburuknya kasus virus corona di wilayah Kudus, Jawa Tengah.
Sebagai informasi, varian Delta COVID-19, pertama kali dilaporkan di India pada Oktober 2020. Varian ini masuk dalam kategori Variant of Concern oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat atau CDC.
Artinya, varian Delta COVID-19 sangat menular dan berpotensi menyebabkan peningkatan rawat inap. Dan hal ini akan semakin meningkatkan tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan dan akhirnya lebih banyak kematian.
Tingkat keterpakaian tempat tidur pasien di rawat inap rumah sakit rujukan penanganan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus pun masih tinggi. Pada 14 Juni 2021 dilaporkan bahwa keterpakaian tempat tidur di wilayah tersebut mencapai 94 persen.
“Meskipun ada penurunan jumlah BOR (Bed Occupancy Rate), tingkat keterisian rumah sakit di Kudus tetap tinggi karena mencapai 94 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Badai Ismoyo, Selasa, 15 Juni 2021.
“Ada 1,233 tempat tidur pasien yang tersedia di tujuh Rumah Sakit di Kudus dengan perincian 412 di RSUD Loekmono Hadi, 212 di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, 49 di Rumah Sakit Mardi Rahayu, 100 di Rumah Sakit Kumala Siwi, 157 di Rumah Sakit Aisyiyah, 50 Rumah Sakit Kartika Husada, dan 53 di Rumah Sakit Nurussyifa,” tuturnya.
Pemerintah kabupaten telah mengimbau setiap rumah sakit rujukan COVID-19 untuk menambah jumlah tempat tidur dan berencana menyediakan tambahan tempat isolasi bagi pasien infeksi virus corona.
Rusunawa Bakalan Krapyak, Graha Muria Colo, dan Balai Diklat Sonyawarih, rencananya akan dijadikan sebagai tempat isolasi baru. Sementara pasien infeksi COVID-19 dengan gejala ringan, pemerintah Kabupaten Kudus menyiapkan bekas asrama Akademi Kebidanan Kudus sebagai tempat isolasi.
Hingga Senin (14/6), jumlah akumulatif warga Kudus yang terinfeksi virus corona sebanyak 10,797 orang, dengan pasien sembuh sebanyak 7,731 orang dan pasien yang meninggal tercatat 884 orang. Sementara sebanyak 2,182 orang masih menjalani perawatan dan karantina.