MATA INDONESIA, JAKARTA – Obat anti virus corona alias Covid19 ternyata tidak membantu Presiden AS Donald Trump membasmi virus tersebut. Ya, pernyataan ini bukan retorika politik melainkan hasil studi.
Kesimpulan soal obat yang dikenal di Indonesia dengan anti-malaria itu diungkap studi terhadap 150 pasien rawat inap di Cina.
Menurut Al Arabiya, peneliti membagi pasien dari 16 pusat perawatan itu menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 75 orang. Satu kelompok diberi obat anti-malaria dan satu lagi tidak hanya perawatan standar.
Hasilnya, pada tingkat konversi negatif selama 28 hari (masa yang merupakan penanda kekambuhan virus) pada perawatan dengan hydroxychloroquine adalah 85,4 persen, sedangkan yang menerima perawatan standar hampir sama yaitu 81,3 persen.
Namun, di kelompok hydroxychloroquine mengalami efek samping yang ringan seperti diare, dan satu pasien penglihatannya kabur.
Kesimpulan penggunaan obat anti-malaria itu adalah tidak menunjukkan sinyal apa pun, jadi kemungkinan besar tidak akan bermanfaat secara klinis.