Alhamdulillah! Petani Dapat Insentif Rp 600 Ribu, Cek Daftar Penerimanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Petani di Indonesia, juga ikut terdampak virus corona dan membutuhkan uluran tangan dari pemerintah untuk menyambung hidup. Tercatat ada 2,7 juta petani miskin yang bakal mendapat insentif.

Pemerintah bakal memberikan insentif sebesar Rp 600 ribu kepada para petani miskin. Meski begitu ada beberapa kategori petani miskin yang akan mendapat insentif tersebut.

Petani yang mendapat insentif tersebut di antaranya tergolong dalam petani serabutan, buruh tani dan petani penggarap yang terdampak langsung Covid-19.

“Bantuan pertanian bagi petani miskin yang pertama itu terdiri dari petani serabutan, kedua petani yang berstatus petani buruh tani dan petani penggarap, karena mereka ini yang dalam Covid-19 ini terdampak langsung,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpi, Selasa 5 Mei 2020.

Syahrul menyebut bantuan yang diberikan pemerintah sebesar Rp 600 ribu terbagi menjadi dua, yakni Rp 300.000 dalam bentuk tunai. Dana tersebut dikoordinasikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Kemudian sisanya, sebanyak Rp 300 ribu diberikan dalam bentuk sarana produksi (saprodi) yang dikoordinasikan Kementan.

“Tentu saja program ini adalah program yang mudah dilakukan, realistis untuk bisa ditanam kemudian harus cepat bisa menghasilkan karena ini untuk membantu pasar,” katanya.

Tak hanya itu, Syahrul menuturkan kategori petani miskin yang mendapat insentif pemerintah yakni berjumlah 2,7 juta orang. Data tersebut, kata Syahrul, sedang dalam tahap validasi untuk keakuratan data

“Data dari petani miskin yang dimaksud itu harus by name by address untuk 2,7 juta orang. Data ini sedang dalam validasi atau disusur secara berjenjang dari bawah mulai dari kelompok tani ke kostra (komando strategi) tani di kecamatan,” katanya.

Syahrul menyebut dana tersebut akan dikirim langsung kepada Kostra Tani di tingkat kecamatan. Setelah itu, kelompok tani langsung kemudian membagikannya sesuai nama yang didata. Nanti kelompok tani-nya itu akan sendiri membagikan siapa yang dimaksud dalam by name by address yang ada.

“Ini dikoordinasikan tentu dengan mendes karena Mendes harus sejalan dengan kita. Baik, dari Mentan dan Mendes terus berembuk untuk mensikronisasi data yang ada. Sehingga betul-betul datanya Mendes sama dengan data kita, walau penjabarannya tentu Mendes memberi bantuan tunai yang langsung mungkin dalam bentuk rupiah, kalau kami dalam bentuk saprodi,” katanya.

2 KOMENTAR

  1. Petani yang mana mendapat santunan, banyak petani memiliki lahan yang produktif. Penghasilannya melebihi ASN. BURUH TANI kadang ada juga yang berpengasilan setara gol IIA. Lantas bagaimana dengan mereka penjual jajanan yang hasil harian tak menentu ? Dimasa pendemi ini seharusnya jatah bantuan dibagi rata, mengingat mrk terdampak, tdk pilih kasih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini