Home News Alami Pergolakan Batin, Perempuan Transgender Membom Masjid di Minnesota

Alami Pergolakan Batin, Perempuan Transgender Membom Masjid di Minnesota

0
178

MATA INDONESIA, MINNESOTA – Seorang pemimpin milisi sayap kanan di Amerika Serikat (AS), menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Sosok berusia 50 tahun ini dinyatakan bersalah karena mengebom sebuah masjid di Minnesota tahun 2017.

Ia identifikasi sebagai seorang perempuan transgender, sesuai dengan dokumen pengadilan. Sosok bernama Emily Clairy  yang sebelumnya dikenal sebagai Michael Hari juga meminta hakim untuk secara hukum mengakui identitas transgender-nya, Star Tribune melaporkan.

Dalam dokumen resmi pengadilan, sang pengacara, Shannon Elkins menulis bahwa Emily menjalani kehidupan ganda dan tengah merencanakan perjalanan ke Thailand guna melakukan operasi pergantian kelamin.

Sang pengacara mengklaim disforia gender memicu terjadinya serangan di Pusat Islam Dar Al-Farooq. Sementara Emily atau Hari yang merupakan pemimpin kelompok White Rabbit mengatakan bahwa ia mengalami pergolakan batin.

Elkins berargumen di hadapan hakim distrik AS, Donovan Frank untuk memberikan Emily hukuman penjara tidak lebih dari 30 tahun, bukan hukuman seumur hidup.

Pada November 2020, seorang juri federal memutuskan bahwa Emily bersalah atas lima dakwaan terkait dengan pengeboman masjid. Dia didakwa karena merusak properti keagamaan dan secara paksa menghalangi kebebasan beragama, hingga memiliki perangkat perusak yang tidak terdaftar dan berniat menggunakannya dalam kejahatan kekerasan.

Berdasarkan laporan, pada 4 Agustus Emily menjemput rekan konspiratornya Joe Morris (25) dan Michael McWhorter (31) dengan truk pickup sewaan. Ketiganya membawa senapan serbu, palu godam, dan bom seberat 20 pon. Di bawah pengawasan Emily, Morris dan McWhorter mendobrak salah satu jendela dan melemparkan bom ke dalam kantor imam saat salat subuh.

Selama persidangan, Morris dan McWhorter mengaku bersalah dan dianggap sebagai saksi kunci untuk penuntutan Emily.

Meskipun tidak ada laporan kausalitas dalam ledakan itu, serangan bom pipa itu mengguncang komunitas Muslim dan menyebabkan protes di seluruh Amerika Serikat.

Sementara mantan gubernur Minnesota Mark Dayton mengecam serangan itu sebagai tindakan terorisme. Namun, saat itu Presiden Donald Trump dan Gedung Putih bungkam atas serangan tersebut.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here