MATA INDONESIA, MOSKOW – Rusia mengalami kerugian yang signifikan sejak memutuskan menginvasi negara tetangganya, Ukraina, khususnya dari jumlah pasukan. Hal ini diungkapkan oleh pejabat Kremlin, namun tidak merinci jumlah pasti korban.
Sekretaris Pers Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan selama wawancara dengan Sky News bahwa korban militer Rusia adalah tragedi besar bagi Rusia. Ia mengisyaratkan invasi yang mungkin akan segera berakhir.
Sejak Presiden Vladimir Putin menginstruksikan apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus pada 24 Februari 2022, ada pertanyaan seputar berapa banyak tentara Rusia yang tewas atau terluka di medan perang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan lebih dari 1.300 tentara telah tewas. Namun, NATO memperkirakan bahwa jumlahnya antara 7 ribu hingga 15 ribu, dan Ukraina menyatakan ada lebih dari 16 ribu korban Rusia.
“(Kami) berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang, di masa mendatang, operasi ini akan mencapai tujuannya atau akan menyelesaikannya dengan negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina,” kata Peskov, melansir News Week, Jumat, 8 April 2022.
Outlet berita pro-Kremlin Komsomolskaya Pravda memposting sebuah berita pada Maret – mengutip pejabat Militer Pertahanan Rusia, bahwa hampir 10 ribu tentara tewas di Ukraina. Namun, angka itu dengan cepat dihapus dari artikel.
Peskov sebelumnya mengatakan bahwa mengungkapkan jumlah korban adalah hak prerogatif eksklusif Kementerian Pertahanan Rusia, CNBC melaporkan. Sejak awal invasi, Kementerian Pertahanan Rusia telah memberikan angka terbaru yang sangat terbatas.
“Mengenai jumlah, kami sepakat sejak awal bahwa kami tidak memiliki wewenang untuk menyuarakan mereka selama operasi militer khusus,” sambung Peskov.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah unggahan di akun Facebook bahwa Rusia sedang berjuang untuk merekrut tentara karena kerugian besar personel militer dari operasi tempur di Ukraina.
Mereka menambahkan di pos bahwa Rusia sedang mencoba untuk mengisi kembali unitnya dan mencari para personel yang telah diberhentikan.
“Ternyata warga Federasi Rusia tidak ingin pergi ke dinas militer di bawah kontrak karena mereka mengerti bahwa mereka akan segera dikirim ke zona perang di Ukraina,” demikian bunyi postingan tersebut.