Ahli: Covid19 Adalah Penyakit 1 orang Tapi Risikonya Ditanggung Satu Rumah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Alasan seluruh elemen masyarakat harus berperan menegakkan disiplin protokol kesehatan untuk mengatasi pandemi ini karena Covid19 adalah penyakit yang membuat banyak orang harus menerima risiko sama seperti si pembawa virus penyakit itu.

Hal itu diungkapkan dalam pesan ahli bioteknologi Riza Arief Putranto yang diterima Mata Indonesia News, Senin 15 Februari 2021.

Dia menyitir pernyataan Chief Medical Adviser dari Inggris, Prof Chris Whitty, September 2020 yang menyatakan masalah pandemi adalah jika seseorang mengambil resiko terpapar Covid19, dia sebetulnya meningkatkan atau mengambil resiko orang lain juga.

Begitu juga risiko orang yang kontak erat dengan orang yang kita tulari virus SARS-Cov-2 tersebut.

“COVID-19 adalah penyakit yang dibawa pulang oleh 1 orang dan meminta 1 rumah untuk menanggung risikonya,” ujar Riza.⠀

Maka, kita semua harus memahami bahwa pencegahan penularan juga harus ditanggulangi bersama-sama seperti dilakukan dengan baik di Australia, Selandia Baru, Islandia bahkan Singapura.

Singkat cerita, jika pandemi ini ingin segera selesai Riza menegaskan kita harus tetap berdisiplin menegakkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, menyuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi keluar rumah. Semua itu merupakan kewajiban setiap individu⠀.

Sedangkan kewajiban pemerintah menyelenggarakan dengan baik dan benar testing, tracing dan treatment.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini