Ada Pengibaran Bendera NII di Garut, Pengamat : Siapapun yang Menentang Pancasila Harus Ditangkap!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beredar video memperlihatkan seorang pria yang mengibarkan bendera dan mengajak masuk masyarakat untuk masuk Negara Islam Indonesia (NII). Kejadian itu terjadi di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan menjadi viral di jagad maya pada Kamis, 14 Oktober 2021.

Hal tersebut ditanggapi oleh Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta. Ia mengatakan bahwa oknum-oknum tersebut harus segera ditangkap karena sudah ada pelanggaran hukum.

“Jika dibiarkan justru berbahaya karena bisa melakukan propaganda di masyarakat. Siapapun yang menentang ideologi Pancasila dan menentang NKRI harus diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya kepada Mata Indonesia News, Jumat 15 Oktober 2021.

Ia juga berharap agar instansi terkait seperti BIN, BNPT hingga aparat kepolisian perlu melakukan antisipasi sejak dini.

“Upaya deteksi dini harus terus dilakukan. Ketika ditemukan ada indikasi orang atau kelompok akan melakukan upaya yang bertentangan dengan hukum, maka harus dilakukan penindakan. Kerjasama yang erat antara aparat keamanan, intelijen dan masyarakat perlu dilakukan,” katanya.

Stanislaus juga berharap aksi seperti ini perlu dicegah dengan memasifkan literasi dan edukasi kepada publik. “Literasi dan edukasi harus melibatkan tokoh-tokoh agama, dengan berbagai cara dan momentumnya. Yang jelas pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, perlu pelibatan masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang berdurasi 2 menit 33 detik, tampak tiga orang pria berjalan beriringan. Salah satu pria yang mengenakan baju kaos warna merah tampak terlihat membawa bendera merah putih dengan gambar bulan bintang dan diyakini sebagai bendera NII.

Saat berhenti di depan sebuah bangunan, pria yang berbaju merah itu kemudian mengucapkan kalimat ajakan kepada warga dunia untuk masuk sebagai anggota NII. Berikut kutipan lengkap kalimat tersebut:

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan kepada seluruh dunia nasional dengan atas nama PBB untuk segera memasuki Negara Islam Indonesia. Silakan welcome welcome welcome kepada yang terhormat PBB, gedung putih Amerika Serikat. Welcome welcome welcome , silakan masuk memasuki Negara Islam Indonesia, Madinah Indonesia madani. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Kepada seluruh dunia Internasional welcome welcome welcome, silakan memasuki Negara Islam Indonesia. Imam SM Kartosoewirjo, khalifah dunia, bapak Drs Sensen Komara BM Esa, dan saya Panglima Jenderal DI/TII NII, tiga Jenderal DI/TII NII, welcome welcome welcome, silakan memasuki Negara Islam Indonesia”.

Di media sosial, video tersebut diunggah di akun youtube Parkesit82 pada 8 Agustus 2021. Di akun tersebut, setidaknya terdapat 57 video dengan latar bendera NII. Video terakhir diunggah pada 30 September 2021 dengan judul ‘Telaga Bedah’ yang berisi tentang pelepasan senjata kontanabibrata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini