MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini terus melakukan bersih-bersih di tubuh anak perusahaannya saat ini. Setelah, Garuda dan Jiwasraya, kini giliran PT Asabri yang disinyalir ada dugaan korupsi di tubuh perusahaan pelat merah tersebut.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan berencana merombak jajaran manajemen PT Asabri (Persero). Kendati demikian, Kartika masih belum dapat menjelaskan secara detail terkait perombakan tersebut. Hanya saja, ia memastikan perombakan dilakukan pada tahun ini.
Kartika pun masih enggan dalam merinci sisi manajemen apa saja yang akan dirombak dalam perseroan pelat merah itu. Saat ini, ia mengaku masih mendiskusikan terkait persoalan tersebut dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Terkait persoalan keuangan perusahaan, ia mengatakan Kementerian BUMN akan memanggil beberapa jajaran direksi dari Asabri untuk mengidentifikasi lebih lanjut. Rencananya, pemanggilan akan dilakukan pada akhir minggu ini.
Lebih lanjut, Kartika pun membenarkan terdapat kerugian dari portofolio sisi saham Asabri. Kendati demikian, jumlah kerugian masih dalam penghitungan. “Iya ini sedang kita kaji, sedang kita lihat karena kan nilai (kerugian) nya bergerak terus,” ujarnya.
Kartika, juga menjelaskan bahwa perusahaan asuransi tersebut telah merugi sejak lama. Hanya saja, dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena masih dilakukan investigasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Ia menuturkan, kerugian yang dialami oleh Asabri diduga karena adanya saham gorengan yang masuk dalam portofolio perusahaan. “Ya, itu nama-nama yang sudah beredar itulah nama-nama sahamnya, kan sudah pada tahu juga,” katanya.
Sebagai informasi, Asabri adalah perusahaan asuransi jiwa bersifat sosial yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang dan memberikan perlindungan finansial untuk kepentingan prajurit TNI, anggota Polri, dan PNS Kemhan/Polri.
Persoalan di tubuh Asabri diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD beberapa waktu lalu.
“Saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp10 triliun gitu,” ujar Mahfud.