MATA INDONESIA, JAKARTA – Lembaga Dana Kemanusiaan Abu Ahmed Foundation (AAF) ternyata penghubung antara kelompok teroris Uighur dan Asia Tengah ke Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Dalam jurnal Charity for “Jihad” in Syria: The Indonesian-Uyghur Connection karya Nodirbek Soliev dijelaskan AAF didirikan seorang bernama Tasniem atau Tazneen, seorang istri dari jihadis bernama Abu Ahmed al-Indunisy yang tewas di Suriah.
Lembaga itu berafiliasi dengan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) yang terhubung dengan Al-Qaeda.
AAF memanfaatkan media sosial untuk melakukan propaganda tentang Al-Qaeda dan mengajak masyarakat untuk mendukungnya. Hal ini sudah menjelaskan bahwa lembaga dana kemanusiaan ini mendukung penuh pembentukan negara khalifah. Caranya dengan menggalang dukungan untuk menolak “penindasan” yang terjadi di Suriah, Palestina, Xinjiang dan Myanmar.
Penggalangan dana di rumah ibadah dan jalanan menjadi upaya yang dilakukan oleh AAF untuk mengumpulkan dana bagi kelompok teroris. Lembaga ini meyakinkan masyarakat dengan mempromosikan propaganda para relawan yang berada di Suriah.
Chief Advisor International Association for Counter-terrorism and Security Profesionals (IACSP) Haryoko R.W menegaskan bahwa fenomena upaya penggalangan dana dengan motif kemanusiaan memang masih relevan karena menjadi salah satu metode paling mudah mendapatkan uang.
“Masih sangat relevan, karena pendanaan kemanusiaan merupakan cara paling gampang untuk memanipulasi dan mengeksploitasi emosi manusia. Cara mendeteksinya adalah penggunaan narasi berlebihan yang memicu emosi dan siapa yang membaca kampanye tersebut,” kata Haryoko saat berbincang dengan Mata Indonesia News, Rabu 3 Februari 2021.
Aliran dana inilah yang digunakan AAF untuk menjembatani para jihadis Uighur dan Asia Tengah untuk berpindah ke Asia Tenggara.
Pergerakan para teroris dari Uighur dan Asia Tengah terlihat saat insiden pengeboman di Thailand pada tahun 2015. Insiden ini terjadi juga atas bantuan dari kelompok teroris Indonesia yaitu Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi.
Situasi inilah yang membuat Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memasukkan Abu Ahmed Foundation (AAF) dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT). Satgas DTTOT telah memblokir seluruh jaringan tersebut.