5 Pelajar Inspiratif Indonesia yang Mendunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia memiliki banyak penerus bangsa yang cerdas dan membanggakan karena prestasinya. Bukan hanya mengukir prestasi di dalam negeri, namun mereka juga berhasil meraih prestasi hingga ke tingkat dunia.

Sepak terjang anak negeri yang berhasil mengharumkan nama Indonesia pastinya memberi motivasi dan inspirasi atas konsistensi mereka dalam berkarya di bidangnya masing-masing. Lantas, siapa saja sosok muda yang berbakat itu?

  1. Hibar Syahrul Gafur, Pencipta Sepatu Anti Pelecehan Seksual

Tahun 2013, Hibar Syahrul Gafur yang merupakan seorang pelajar dari SMP Negeri 1 Bogor, berhasil mendapat medali emas dalam ajang Internasional Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Malaysia, kategori Safety and Health.

Di usianya yang pada saat itu baru 14 tahun, Hibar merancang sepatu anti pelecehan seksual dengan tegangan 450 volt yang mampu membuat pelaku kejahatan seksual jera. Sepatu itu memiliki tombol yang jika difungsikan dapat membuat pelaku tersetrum dan terpental saat melakukan aksinya.

Hibar menciptakan sepatu itu lantaran rasa prihatinnya melihat begitu banyaknya kasus pelecehan seksual di Indonesia. Meskipun bertegangan tinggi, Hibar meyakini bahwa temuannya itu aman untuk pemakainya. Sepatu itu memiliki komponen yang aman yang bisa diterapkan di berbagai jenis sepatu wanita.

  1. Wilson Gomarga, Pemenang Olimpiade Biologi Internasional

Wilson Gomarga yang saat ini menempuh pendidikan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), merupakan alumni SMA IPEKA Sunter yang berhasil membawa pulang medali emas pada kompetisi International Biology Olympiad (IBO) ke-27 di Hanoi, Vietnam, tahun 2016. Wilson berhasil menyingkirkan 253 peserta dari 68 negara.

Keikutsertaan Wilson di ajang internasional berawal dari partisipasinya pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-14 di Yogyakarta. Dalam ajang tersebut, Wilson berhasil menyabet medali emas untuk bidang studi yang sama dan mendapat nilai praktik dan teori tertinggi.

  1. Syahrozad Nalfa Nadia dan Avicenna Roghid Putra Sidik, Kakak Beradik yang Meraih Juara Robotik Internasional

Tahun 2016, Syahrozad Nalfa Nadia yang baru berusia 9 tahun dan adiknya, Avicenna Roghid Putra Sidik yang berusia 6 tahun saat itu, berhasil menjuarai Asian Youth Robotic Olymiads (AYRO) di Singapura. Mereka menyabet empat medali, antara lain Gold Prize Medal Brick Speed, Gold Prize Medal, Silber Prize Medals Maze Solving Junior, dan Bronze Medal Aerial Robotic Junior.

Di usia yang bahkan belum sampai 10 tahun kala itu, kedua siswa Madrasah Pembangunan tersebut sudah mengukir prestasi bahkan pada ajang kompetisi yang diikuti oleh para siswa dari berbagai negara. Sebelumnya, mereka sudah berkali-kali menyabet gelar juara di perlombaan robotik internasional.

Kendati selama mengikuti kontes di tingkat nasional ataupun internasional kebanyakan rivalnya adalah mahasiswa dari berbagai negara, hal tersebut tidak meluruhkan kepercayaan diri mereka untuk ikut lomba.

  1. Michael Gilbert, Pemenang Olimpiade Fisika Internasional

Michael Gilbert yang mendapat beasiswa penuh selama berkuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebelumnya merupakan siswa SMK Penabur Cirebon yang berhasil mendapatkan medali emas di ajang Olimpiade Fisika Internasional yang diselenggarakan di Zurich, Swiss, tahun 2016.

Olimpiade tingkat dunia itu diikuti peserta dari 87 negara. Setiap negara mengirimkan tim yang terdiri dari lima peserta, dengan saingan terberat berasal dari Cina. Lomba dilakukan dalam dua gelombang, yakni Fisika eksperimen dan Fisika teori. Masing-masing berlangsung selama lima jam dan keduanya diselenggarakan di Kampus Irchel, Universitas Zurich.

Sebelumnya, Gilbert juga telah meraih medali emas di ajang Olimpiade Fisika Asia (APhO) yang digelar di Hong Kong pada tahun yang sama. Karena ketertarikannya di bidang fisika, khususnya bidang kecerdasan buatan komputasi quantum, Gilbert bermimpi menjadi seorang fisikawan Indonesia.

  1. Adriana Viola Miranda, Juara Kompetisi MIT Covid-19 Challenge

Adriana Viola Miranda, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2016, berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah dia dan timnya meraih juara pada kompetisi internasional bertajuk ‘MIT Covid-19 Challenge: Latin America vs Covid-19’ pada Juni 2020.

Adriana tergabung dalam tim yang menciptakan AMIGO, yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘Teman’. AMIGO menawarkan solusi berupa pelayanan melalui sistem telemedicine berbasis WhatsApp atau SMS bagi yang tidak memiliki akses ke internet. Tujuannya, memastikan pelayanan kesehatan memadai bagi populasi rentan dengan kondisi kronis.

AMIGO menggunakan machine learning yang dapat menjadi teman bagi pasien dengan mengirimkan pesan-pesan untuk memantau gejala, konsumsi obat, serta membantu penjadwalan konsultasi ke rumah sakit.

Adriana menjadi satu-satunya mahasiswi dari Indonesia di dalam tim AMIGO, bersama dengan anggota lain dari berbagai negara, yaitu Chili, Brasil, Argentina, Sri Lanka, dan Amerika Serikat.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini