49 Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru, 2 WNI Ayah-Anak Jadi Korban

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, New Zealand (Selandia Baru) bertambah menjadi 49 orang. Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, menyebut bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Masjid Al Noor, Deans Ave kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit.

Bush menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan dengan sangat matang’ oleh pelaku. Dalam insiden itu dua orang yan merupakan WNI yang merupakan ayah dan anak ikut menjadi korban.

WNI Korban penembakan di masjid New Zaeland (Selandia Baru) adalah Zulfirmansyah dan anaknya. Mereka baru dua bulan tinggal di negara tersebut untuk mengikuti istri Zulfirmansyah yang mendapat pekerjaan di negara tersebut.

“Istri Zul itu orang Amerika Serikat, keduanya menikah 2-3 tahun lalu, punya anak satu,” ujar Ketua Sakato Art Community, Erizal As, Jumat 15 Maret 2019.

Duta Besar RI di Wellington, Tantowi Yahya, mengatakan ada sekitar 344 WNI yang tinggal di Christchurch, New Zealand (Selandia Baru). Tantowi menyebut, umumnya mereka dalam keadaan syok usai penembakan terjadi.

“Ada 344 WNI di Christchurch, sebanyak 144 orang adalah pelajar. KBRI melakukan telepon satu per satu WNI di Christchurtch untuk mengetahui kondisi mereka,” katanya.

Umumnya kata dia, mereka dalam kondisi syok karena kejadian mengerikan seperti ini baru pertama kali terjadi, belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka mengapresiasi apa yang telah dilakukan KBRI.

Tantowi menyatakan, pihak KBRI belum bisa mendampingi WNI di Christchurch secara langsung karena bandara yang masih ditutup dan baru besok dibuka. “Kami akan secepatnya terbang ke sana,” katanya.

Berita Terbaru

SEMA PTKIN Se-Indonesia Tolak Wacana Pilkada Dipilih oleh DPRD

Mata Indonesia, Yogyakarta - SEMA PTKIN (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang merupakan Aliansi Mahsiswa dari berbagai kampus Islam Negeri seperti UIN, IAIN, STAIN dan STAI secara tegas menolak wacana yang menyarankan agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 19 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini