MATA INDONESIA, JAKARTA-Lembaga amal World Vision mengungkap bahwa ada 4 juta gadis di dunia kini terancam melangsungkan pernikahan dini dalam dua tahun ke depan.
Dasar pernikahan itu, akibat imbas corona yang dipercaya membuat angka kemiskinan bertambah. Alhasil, para orang tua akan menikahkan anak perempuan mereka untuk mengurangi beban hidup.
“Ketika Anda berada dalam masa krisis seperti perang, bencana alam atau pandemi, tingkat pernikahan anak selalu meningkat,” ujar ahli pernikahan anak di World Vision, Erica Hall, Jumat 15 Mei 2020.
“Jika kita tidak mulai berpikir bagaimana menghindari hal ini, maka akan terlambat selamanya. Kita tidak bisa menunggu pandemi ini selesai lebih dulu, baru memikirkannya,” kata dia.
Risiko pernikahan dini semakin meningkat seiring dengan ditutupnya sekolah. Organisasi yang melawan pernikahan dini pun kesulitan beroperasi imbas lockdown.
Selama pandemi, anak-anak perempuan juga akan kesulitan mengakses layanan kesehatan reproduksi. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan kehamilan dalam usia remaja sehingga dipaksa untuk menikah.