MATA INDONESIA, KIEV – Rusia dilaporkan kembali kehilangan jenderal top. Ini merupakan keempat kalinya bagi Rusia kehilangan sosok penting selama pertempuran di Ukraina.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko mengumumkan kematian Mayor Jenderal Oleg Mityaev di Telegram. Mityaev, memimpin divisi senapan bermotor ke-150, yang dipimpinnya sejak 2020.
Sebelum invasi ke Ukraina, divisi tersebut ditempatkan di wilayah Rostov, di perbatasan dengan Ukraina. Mityaev juga sempat bertempur di Suriah dan pada 2016 ditunjuk sebagai komandan pangkalan militer Rusia di Tajikistan.
Resimen Azov sayap kanan Ukraina mengklaim telah membunuh sang jenderal. Namun, Rusia belum mengkonfirmasi kematian itu.
Dalam pidatonya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melaporkan kematian seorang jenderal Rusia lainnya, tetapi tidak menyebutkan nama perwira tersebut.
Mityaev dilaporkan adalah jenderal Rusia keempat yang dibunuh oleh pasukan Ukraina dalam 20 hari pertempuran. Diperkirakan 20 jenderal dikerahkan di Ukraina untuk memimpin pasukan Rusia melalui invasi.
Hanya dalam sepekan di awal Maret, Ukraina melaporkan kematian Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia, wakil komandan Angkatan Darat ke-41, serta Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, kepala staf Angkatan Darat ke-41.
Sukhovetsky tewas oleh ditangan penembak jitu, sementara Gerasimov ditembak mati di luar kota timur Kharkiv, menurut laporan Ukraina. Kematian Sukhovetsky dikonfirmasi dalam pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada 3 Maret.
“Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov, komandan Tentara Gabungan ke-29, tewas pada 11 Maret,” demikian pernyataan Ukraina, melansir Newsweek, Kamis, 17 Maret 2022.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS), memperkirakan jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina sejak invasi dimulai antara 5.000 dan 6.000. Sedangkan angkatan bersenjata Ukraina mengatakan lebih dari 13.800 tentara Rusia telah tewas sejak awal perang seperti yang dilaporkan oleh The Kyiv Independent.
Hingga saat ini pertempuran berlanjut di pelabuhan Mariupol yang terkepung. Di mana 20.000 orang telah meninggalkan kota dengan mobil pribadi, kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina.