3 Jenasah Warga NTT yang Dibunuh KST Papua Akan Dipulangkan ke Kampung Asal

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya kembali membunuh warga sipil. Dalam peristiwa berdarah di Kampung Nonggolait, Distrik Kenyam, Sabtu 16 Juli 2022 pagi, ada tiga orang warga asal NTT yang menjadi meninggal dunia. Mereka adalah Yulius Watu (23), Hubertus Goti (41), dan Johan (26). Ketiganya adalah pekerja swasta di Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga.

Menurut penjelasan Ketua Ikatan Flobamora (IKF) Kabupaten Jayapura Ferianto Raga Lawa, ketiga jenasah tersebut kini sudah dievakuasi ke Mimika.

“Sementara jenasah dievakuasi ke timika jadi kita tunggu perkembangannya ya,” ujarnya kepada Minews.id, hari ini.

Terkait rencana pemulangan 3 jenazah asal NTT ini masih belum ada komunikasi ke pihak Pemerintah Provinsi NTT. Meski demikian, hal itu tetap akan menjadi perhatian dari Komunitas Flobamora yang ada di Papua.

“Terkait pemulangan jenazah ke NTT, esok akan dipulangkan. Esok bupati Nduga tiba Timika lalu urus semua biaya dan masih cari tau jangan sampai ada korban lain lagi. Namun, karena saat masih ditangani aparat, maka kami masih berupaya untuk berkoordinasi dengan para Ketua IKF (pada tiap Kabupaten) yang ada di Papua untuk membuat pernyataan sikap atas peristiwa ini (agar tidak terulang lagi ke depan),” katanya.

Sebagai informasi, dari kesepuluh korban meninggal dunia tersebut adalah Yulius Watu (23), Hubertus Goti (41), Daeng Marannu (42), Taufan Amir (42), Johan (26), Alex (45) dan Eliaser Baner (54), Yuda Nurusinga (22), Nasjen (41) dan Sudirman (36). Untuk 2 orang luka berat saat ini belum diketahui identitasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini