MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah terus berupaya agar UMKM di Indonesia bisa melek digital untuk memudahkan memasarkan produknya. Tahun ini ditargetkan 30 persen dari total pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau sebesar 20 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto mengatakan untuk mencapai hal tersebut, Kemenkop terus berupaya meningkatkan literasi digital dan dukungan meningkatkan kualitas (serta) pasar produk UKM dan kapasitas SDM (sumber daya manusia) UKM melalui berbagai program.
Per Desember 2021, sebanyak 17,25 juta pelaku UMKM disebut telah onboarding ke dalam ekosistem digital. Di tahun 2024, pihaknya menargetkan 30 juta UMKM yang terdigitalisasi.
Selain itu, 202 koperasi telah masuk ekosistem digital dari target 100 koperasi pada tahun 2021 dan ditargetkan 200 koperasi pada tahun 2022.
Pada tahun lalu, Kemenkop dikatakan telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka percepatan digitalisasi koperasi dan UMKM.
“Kami telah bekerjasama dengan Tokopedia, Lazada, Shopee, Blibli, Bukalapak, Gojek, Grab, dan stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya,” katanya.
Sebagai upaya meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM, pihaknya juga menggandeng 11 inkubator dari swasta maupun universitas.
Rulli menambahkan, di tahun 2022 Kemenkop fokus dalam agenda pemulihan transformatif. Di antaranya 70 persen prioritas program menyasar pelaku UMKM dan koperasi, anak muda, perempuan, serta mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.
“Selanjutnya, akses pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil. Pembiayaan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) 40 persen untuk sektor riil,” katanya.