11 Ribu Jiwa di Kota Pahlawan Idap HIV/AIDS

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat ada sekitar 11 ribu jiwa yang diketahui mengidap HIV/AIDS di Kota Pahlawan, Surabaya. Angka tersebut merupakan akumulasi sejak 2005 hingga 2018.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pengidap HIV/AIDS cenderung naik. Kecenderungan kenaikan itu bukan karena tidak adanya penanganan. Namun karena pihaknya terus aktif mencari para pengidap penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu.

“Kita harus menemukan dari awal. Begitu kita ketemu langsung melakukan pengobatan, diberikan edukasi supaya tidak menularkan. Kasus baru bisa jadi yang tertular,” kata Febria, Selasa 21 Mei 2019.

Karena ditemukan dan mendapat penanganan dengan baik, lanjutnya, angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS dapat ditekan. “Kematian nggak sampai satu persen, asal dia rajin minum obat secara berkelanjutan terus nggak ada jeda. Itu yang bertahan,” katanya.

Menurut Fenny, hampir seluruh Puskesmas yang ada di Surabaya sudah dapat melakukan pemeriksaan dan diagnosa HIV/AIDS. Sedangkan yang bisa mengobati sudah ada 10 Puskemas.

“Surabaya 63 Puskesmas sudah bisa memeriksa dan diagnosa. Untuk mengobati 10 Puskesmas. Karena tidak semua. Awalnya 4 Puskesmas sekarang sudah 10 seperti di Puskesmas Dupak, Putat, Sememi, Perak Timur, Kedurus, Jagir, Kedungdoro, Keputih, Kali Rungkut, Kali Kedinding,” katanya.

Sedangkan untuk rumah sakit ada sembilan yang sudah mampu mengobati seperti RS Soewandi, Soetomo, RSAL, Haji, Paru, Bayangkara, Menur, dan Unair.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini