Ultah ke-264, Ini Asal Usul Nama Yogyakarta di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Tepat hari ini, Rabu 7 Oktober 2020, Kota Yogyakarta merayakan hari jadinya ke-264 tahun. Menjadi kota budaya, Yogyakarta terbilang tak pernah kehabisan pesonanya yang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Namun, pernahkah terlintas, kenapa dinamakan Yogyakarta dan bagaimana asal usul sejarahnya?

Berdasarkan catatan sejarawan Peter Carey dari Inggris dalam buku Asal-Usul Nama Yogyakarta dan Malioboro (2015) menjelaskan bahwa nama Ngayogyakarta kemungkinan berasal dari kata Ayodhyâ dalam bahasa Sansekerta merupakan ibu kota Kerajaan Kosala yang diperintah oleh Rama dalam epos Ramayana.

Namun, berbeda dengan pendapat ahli linguistik asal Belanda Jacobus Noorduyn. Menurutnya, bahwa nama Yogyakarta justru berasal dari nama tempat yang disebut Ayogya. Lokasi ini telah ada sebelum terbentuknya Perjanjian Giyanti tahun 1755.

Menurut catatan Belanda serta kanto Babad Giyanti, ada berbagai insiden yang terjadi di Ayogya. Salah satunya adalah kisah tentang Pangeran Mangkubumi yang membangun tempat kediaman kerajaan tapi kemudian dihancurkan oleh Belanda.

Kelak, Pangeran Mangkubumi alias Sri Sultan Hamengku Buwono I mendirikan keraton di Ayogya ketika Kasultanan Mataram terbagi dua akibat Perjanjian Giyanti.

Sementara menurut, M.C. Ricklefs, ahli sejarah yang banyak meneliti tentang Indonesia. Menurutnya, nama Ayogya berubah menjadi nama Djokjo kemudian Djokjocarta pada awal tahun 1756. Surat kepada VOC pada 8 April 1756 lantas meneguhkan bahwa keraton yang ditinggali Sri Sultan Hamengku Buwono I itu akhirnya bernama Djokjocarta Diningrat atau Ngayogyakarta Hadiningrat.

Nama Ngayogyakarta (Jawa) atau Yogyakarta terus dipakai semenjak ditetapkan setahun usai Perjanjian Giyanti. Nama tersebut diberikan PB II (raja Mataram) sebagai pengganti nama pesanggrahan gartitawati. Sebelum Indonesia merdeka, di Yogykarta terdapat dua kerajaan, Kasultanan dan Kadipaten Pakualam.

Kedua wilayah tersebut memiliki sejarah dan sistem sendiri. Kasultanan berdiri pada 1755 yang didirikan oleh Pangeran Mangkubuni dengan gelar PB 1. Sementara Kadipaten Pakualam didirikan oleh Pangeran Notokusumo pada 1813. Kedua kerajaan tersebut diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda yang menguasai pada waktu itu.

Baru selepas tahun 1945, nama Yogyakarta lalu berubah menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sinergitas TNI, Polri, dan KPU Jadi Kunci Keamanan Pilkada Serentak 2024

Jakarta – Menjelang Pilkada serentak 2024 yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang, berbagai lembaga negara terus memperkuat sinergitas...
- Advertisement -

Baca berita yang ini