MATA INDONESIA, JAKARTA– Apakah kamu tahu film The Termimal? Film yang dirilis pada tahun 2004 dan dibintangi oleh Tom Hanks bersama Catherine Zeta Jones serta Stanley Tucci.
The Terminal dapat dikatakan terinspirasi dari kisah seseorang yang tinggal di bandara selama 18 tahun. Mehran Karimi Nasseri atau dapat disapa dengan nama Sir, Alfred Mehran merupakan seorang pengungsi asal Iran yang menetap di ruang keberangkatan Terminal satu Bandara Udara Internasional Charles de Gaulle.
Nasseri lahir pada tahun 1942 di perumahan milik Anglo Persian Oil Company di Masjed Soleiman, Iran. Ayahnya adalah dokter Iran yang bekerja untuk perusahaan tersebut. Nasseri mengatakan ibunya adalah perawat asal Skotlandia yang bekerja di tempat yang sama. Ia tiba di Britania Raya pada September 1973 untuk melanjutkan studinya Yugoslavia di Universitas Bradford.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke Iran dan melakukan unjuk rasa terhadap Shah (Raja) Iran, Mohammad Reza. Hal tersebut yang membuat dirinya diusir dari Iran pada tahun 1977. Setelah diusir, Mehran pergi ke Eropa untuk melamar sebagai pengungsi. Sayangnya, ia ditolak berulang kali selama empat tahun.
Di tahun 1981, ia diberikan status pengungsi oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Belgia. Pria ini diberikan hak untuk tinggal dan berpergian ke seluruh Eropa dan akhirnya Nasseri memutuskan untuk pergi dan akan tinggal di Inggris.
Dalam perjalanannya ke Inggris, tepatnya pada tahun 1988 tas kerjanya yang berisi dokumen-dokumen pengungsiannya hilang di sebuah stasiun kereta, di Paris. Sampainya di Bandara Charles de Gaulle Prancis, ia tetap diizinkan untuk terbang ke Inggris. Tetapi sesampainya di Inggris ia ditolak masuk dan di Prancis ia juga dilarang masuk ke wilayahnya. Akibatnya ia terdampar di Terminal Satu Bandara Charles de Gaulle. Sejak saat itulah pria ini tinggal di bandara Prancis pada tahun 1988 hingga 2006.
Sebab ia tak memiliki dokumentasi apa pun, Nasseri tidak dapat meninggalkan bandara tersebut. Orang-orang di sekitarnya berasumsi bahwa ia tinggal di bandara paling lama beberapa minggu. Nyatanya, ia tinggal di terminal bandara tersebut selama 18 tahun. Nasseri menjadikan bandara tempat tinggalnya dan bangku merah yang ia jadikan tempatnya.
Mehran Karimi Nasseri, selalu berada di samping kopernya dan menghabiskan waktu dengan membaca, menulis diary, atau belajar ekonomi. Ia diberi makanan dan koran oleh sejumlah karyawan bandara. Serta ia juga menerima kunjungan dari para jurnalis. Akhirnya ia dapat keluar dari bandara tersebut karena sakit dan harus masuk rumah sakit.
Setelah ia keluar dari rumah sakit, ia ditemui oleh salah satu anggota Palang Merah Prancis. Pria ini diizinkan tinggal beberapa minggu di sebuah hotel dekat bandara. Sejak saat itu, ia dipindahkan ke sebuah penampungan di Paris. Walaupun ia telah menghabiskan bertahun-tahun tinggal di bandara, Nasseri selalu berbicara dengan sangat lembut dan menjaga kebersihan pribadinya. Menjaga martabatnya tetap utuh, dia sering kali menolak uang dan pakaian yang ditawarkan kepadanya oleh orang-orang.
Reporter: Azizah Putri Octavina