Strategi Lempar Batu Jenderal Gwon Yul Bisa Usir Jepang dari Korea

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Namanya Gwon Yul. Ia adalah seorang jenderal Korea dari Dinasti Joseon yang terkenal karena Pertempuran Haengju melawan Jepang.

Pertempuran ini menjadi legendaris di Korea. Hal ini karena 3000 pasukan Kerajaan Joseon (Korea) dipimpin Jenderal Gwon Yul berhasil menghalau serbuan lebih dari 30.000 tentara Jepang.

Kejadian ini terjadi pada 12 Februari 1593. Puluhan ribu pasukan Jepang mengepung Benteng Haengju. Namun, pasukan Joseon (Korea) yang hanya berjumlah 10 ribu orang dan ibu-ibu yang membawa batu-batu di dalam rok mereka berhasil menaklukkan pasukan Jepang.

Kehebatan peperangan ini karena peran besar Jenderal Gwon Yul yang memimpin pasukan Joseon selama Perang Imjin yang berlangsung selama 7 tahun.

Pertempuran ini bisa disaksikan dalam Film Warriors of the Dawn. Film yang diproduksi 2017 ini masuk dalam jajaran box office Korea Selatan. Film ini berhasil mendapatkan penghasilan sebesar USD 5,5 juta!

Di film ini, Jenderal Gwon Yul diperankan Yoo Jin Go. Film ini merupakan karya sutradara Jeong Yoon Cheol dan produksi 20th Century Fox Korea, Verdi Media, Realies Pictures, dan Blossom Pictures Crop. Film ini tak hanya laris di Korea saja namun juga menyedot banyak penonton saat tayang di 30 bioskop di Amerika Utara serta sejumlah negara lainnya seperti Filipina, Taiwan, New Zealand, dan Australia.

Karier Telat

Keberhasilan perang ini karena tangan dingin dari Gwon Yul.

Gwon Yul lahir dalam keluarga Gwon. Ia adalah keturunan pejabat tinggi. Ayahnya, Gwon Cheol, adalah mantan perdana mentri Joseon. Namun Gwon Yul tidak pernah terlibat dalam politik maupun militer hingga usianya yang ke 46.

Ia menjadi pejabat militer dan menempati beberapa jabatan, kebanyakan sebagai komandan lokal dan mayor. Pamornya naik dalam perang menghadapi invasi Jepang atau terkenal dengan sebutan Toyotomi Hideyoshi (Perang Tujuh Tahun).

Sebagai anak bangsawan, Gwon Yul telat lulus ujian nasional usia 45 tahun. Praktis, dia tak memiliki jabatan yang tidak begitu penting, hingga saat dia berusia 55 tahun, Perang Imjin pecah. Ia tiba-tiba ditunjuk sebagai Jenderal pemimpin kota Gwangju.

Kehebatan Gwon Yul terlihat saat ia memenangkan ‘Pertempuran Ichi’ yang berlangsung di wilayah Geumsan, Chungcheong Selatan melawan Jepang. Peran ia juga sangat besar saat melindungi Provinsi Jeolla bersama Jenderal Yi Sun-shin. Atas prestasinya itu, ia menjadi Gubernur Provinsi Jeolla.

Gwon Yul bersama pasukannya berhasil merebut sejumlah kemenangan dalam berbagai pertempuran. Ia malah berhasil merebut kembali kota Pyongyang dari tangan Jepang.

Tapi kemenangan ini tidak lama. Jepang menyerang kembali Pyongyang. Akhirnya Gwon Yul dan pasukannya mundur hingga ke wilayah Benteng Haengju.

Pasukan Jepang terus mengejar Gwon Yul hingga akhirnya mereka berhasil mengepungnya di Haengju. Tepat 12 Februari 1593, 30 ribu pasukan Jepang menyerbu benteng Haengju.

Jumlah pasukan Jooseon hanya ada 10 ribu. Itupun ada bala bantuan dari penduduk di wilayah sekitar yang rata-rata adalah perempuan termasuk orang-orang Tionghoa.

Dan Gwon Yul memanfaatkan hal itu. Ia menyuruh perempuan-perempuan itu membawa batu-batuan di bawah roknya dan ikut bertempur melawan Jepang dengan cara melempari mereka dengan batu.

Strategi ini berhasil. Pasukan Jepang kocar kacir. Malah tiga jenderal dari Jepang tewas tertimpuk batu. Akhirnya pasukan Jepang menyerah dan mundur dari pengepungan ini.

Kemenangan ini membuat nama Gwon Yul sebagai Jenderal semakin berkibar. Setelah berakhirnya Perang Imjin, Gwon Yul menjadi komandan tertinggi militer Kerajaan Joseon. Selama menjadi pimpinan tertinggi, ia juga berhasil memenangkan perang saat pecah Perang Jeongyu. Pasukan Joseon kembali mengusir Jepang di kota Ulsan dan Suncheon.

Pada tahun 1599, Gwon Yul mundur dari jabatannya karena sakit. Pada bulan Juli 1599, dia meninggal dunia dalam usia 62 tahun.  Ia menjadi jenderal terbaik sepanjang sejarah di Korea.

Reporter: Dinda Nurshinta

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini