MATA INDONESIA, HAVANA – Tak banyak orang tahu darimana suku Pra Arawak yang merupakan penduduk asli Karibia. Nah baru-baru ini tim arkeolog dari Italia dan Dominika berhasil mengungkap asal usul suku ini setelah mereka menemukan banyak penemuan di Semenanjung Samana, Domiika.
Penduduk Karibia sering kali merujuk asal usul mereka pada suku Taíno. Suku ini berasal dari Delta Orinoco (Venezuela) yang menggunakan bahasa Arawakan pada kehidupan sehari-harinya. Mereka pindah dari dataran Venezuela ke Karibia sejak 400 SM.
Pada abad ke-15 saat Columbus bertemu dengan suku Taino di sebuah daerah di Amerika latin, suku ini masih menggunakan alat-alat dari batu untuk mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
El Pozito
Dalam setengah abad terakhir, El Pozito dianggap sebagai penemuan kuno terbesar di Republik Dominika. Kata El Pozito dalam bahasa Spanyol memiliki arti yakni sumur kecil.
El Pozito merupakan pemukiman langka milik penduduk pertama Hispaniola yang kurang dikenal namanya ini. Menurut masyarakat, tempat ini terdiri dari bukit-bukit berumput dengan vegetasi yang subur. Kira-kira seperti taman.
Menariknya, di sekitar daerah tersebut terdapat sebuah mata air alami. Seorang arkeolog profesional bernama Alfredo Coppa tertarik untuk menggalinya. Pada September 2021, dalam upaya memecahkan misteri ini Coppa membuat tim yang berasal dari Universitas Sapienza Roma bersama dengan peneliti dari Museo del Hombre Dominicano Santo Domingo. Tim ini menyisir pertanian seluas 12m x 12m.
Mereka kemudian menggali. Baru 20 cm, mereka menemukan tanda-tanda peradaban di masa lalu seperti palu batu yang dipoles, alat penumbuk dan kapak serta alat-alat lain yang digunakan oleh orang-orang Hispaniola masa lalu.
Yang membuat mereka terpukau adalah kapak kupu-kupu (mariposoid). Alat ini di zaman dulu digunakan untuk membuat perahu dan dayung. Temuan lainnya yang jarang terlihat dan digunakan di zaman sekarang adalah sumur untuk ritual berukuran kecil dengan palu batu yang terkubur di dalamnya.
Melalui temuan tersebut, tim peneliti yakin ini merupakan terobosan baru yang jarang diketahui. Penggunaan alat-alat batu ini sejalan dengan cerita Colombus saat bertemu dengan suku Tanio.
Selain itu Coppa meyakini temuan sumur untuk keperluan ritual itu berusia sekitar 2.000 tahun. Meski begitu, ia berharap pemukiman tersebut umurnya lebih tua dari perkiraannya. Hal ini karena ia benar-benar ingin menemukan sebuah kuburan tua yang isinya mayat sehingga bisa ketahuan darimana genetik suku ini berasal.
Sebenarnya jejak penemuan suku-suku ini sekitar tahun 1970 an. Namun lokasinya di daerah selatan.
Orang-orang Archaic
Menurut Yuval Noah Harari penulis buku Sapiens, masyarakat pelaut yang pertama dan berkembang di dunia ini hany ada di kepulauan Indonesia. Mereka sudah tinggal di kepulauan Indonesia selama 45.000 tahun yang lalu. Barulah orang-orang ini berimigrasi ke berbagai pulau di dunia termasuk butuh 39.000 tahun untuk menemukan Karibia.
Namun jauh sebelum mereka datang, suku Tainolah penduduk asli yang tinggal di Karibia. Keberadaan mereka semula telah punah sejak orang Eropa datang ke Amerika.
Setengah abad setelah kedatangan Christopher Columbus ke benua Amerika, penduduk asli Karibia yang semula berjumlah ratusan ribu turun menjadi hanya 500 orang akibat penyakit, perbudakan, dan lainnya.
Bahkan, Suku Taino sudah lama musnah sampai akhirnya sebuah bukti DNA terbaru menunjukkan bahwa garis keturunan mereka masih hidup.
Sebelumnya, para peneliti menemukan area pemakaman dari suku kuno yang bernama Lucayan di sebuah gua raksasa yang bernama Preacher’s Cave di Pulau Bahama. Lucayan adalah cabang suku dari Taino yang merupakan penghuni asli Bahama.
Salah satu penemuan kerangka adalah milik seorang wanita yang tinggal di beberapa titik antara abad ke-8 dan ke-10. Beruntung giginya masih awet sehingga DNA yang masih menempel pada gigi tersebut memungkinkan untuk diambil.
Ketika mereka membandingkan wanita kuno itu dengan penduduk pulau kepulauan Karibia saat ini, mereka menemukan orang Puerto Rico lebih dekat secara genetik dengan penduduk asli yang sudah punah daripada kelompok pribumi lainnya di Amerika.
Tim peneliti meyakini studi lain akan menggali lebih banyak bukti genetik yang dapat menunjukkan bahwa ada garis keturunan dari pribumi Karibia lainnya yang juga masih bertahan. Jika bukti-bukti genetik ini ada, maka akhirnya akan dapat pembuktian sejarawan telah melakukan kesalahan karena telah mengatakan penduduk pribumi Karibia sudah tidak ada.
Reporter: Azzura Tunisya