MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tak tahu film dan buku Sybil? Ya, film dan buku itu mendokumentasikan kehidupan Shirley Ardell Mason dengan menggunakan nama Sybil Isabel Dorsett untuk melindungi identitas aslinya. Ia merupakan wanita pertama yang memiliki kepribadian ganda.
Lahir di Dodge Center, Minnesota, pada 25 Januari 1923. Shirley merupakan anak perempuan dari pasangan Walter Willard Mason dan Martha Alice Atkinson. Ibu Shirley, Martha, lebih dikenal dengan panggilan Mattie. Namun, dalam buku Sybil karangan Flora Rheta Schreiber yang terbit pada 1973, Martha mendapat panggilan “Hattie”.
Mattie dicap sebagai orang asing atau orang yang aneh ketika dia dan keluarganya tinggal di Minnesota. Tetangganya mengatakan, jika Mattie tertawa, suaranya terdengar sangat aneh. Lalu, Mattie juga selalu berjalan di malam hari dan melihat ke jendela rumah-rumah mereka. Mattie pun didiagnosis sebagai penderita skizofrenia, meskipun masih belum jelas apakah cerita tersebut benar atau tidak.
Selain tingkahnya yang aneh terhadap para tetangga. Mattie kerap menyiksa Shirley dan mengawasinya secara berlebihan. Akibatnya, Shirley sering merasa tertekan.
Seiring berjalannya waktu, setelah Shirley lulus dari Dodge Center High School pada awal 1940-an. Shirley pun melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Mankato State College.
Lalu, pada 1950-an, Shirley pindah ke New York karena mendapat tawaran menjadi guru pengganti serta menjadi mahasiswa di Universitas Columbia. Mulai saat itulah ia sering mengalami kehilangan ingatan dan gangguan emosional (karena tubuhnya sering digantikan pribadi lainnya).
Menyadari ada yang tidak beres pada dirinya, Shirley pun menghubungi seorang psikiater, Dr Cornelia B Wilbur, yang kemudian mendiagnosisnya menderita kepribadian ganda yang terpecah. Wilbur menemukan 16 kepribadian yang masing-masing berbeda antara satu dengan yang lain dalam diri Shirley, dan ia percaya bahwa hal itu diakibatkan karena beberapa perlakuan kejam yang dilakukan oleh ibunya ketika ia masih kecil.
Wilbur yang merupakan seorang psikiater, dokter medis, serta pengajar di Pusat Medis Universitas Kentucky, membuka kasus yang dialami Shirley kepada publik, hingga Schreiber pun mendokumentasikan kasus tersebut dalam bukunya yang kemudian menjadi best seller dan dibuatkan drama serinya di stasiun TV CBS pada 1976.
Diperankan oleh Sally Field sebagai Sybil and Joanne Woodward sebagai Dr. Wilbur. Atas peran itu, Sally Field memenangkan Emmy Award, dan cerita tentang Sybil pun memengaruhi budaya pop Amerika dan pekerjaan para psikiater.
Setelah bukunya diterbitkan, Shirley pindah ke Point Pleasant, West Virginia. Sementara Wilbur memberikan pelatihan dan mengajar di beberapa kota bagian Amerika Serikat.
Setelah berurusan dengan kesibukan mengajarnya, Wilbur menetap di Lexington, Kentucky untuk suatu periode. Saat itulah, Shirley mengikuti Wilbur dan pindah ke Lexington juga, sehingga dia bisa lebih dekat dengan Wilbur dan menyelesaikan perawatannya.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Wilbur dalam buku Sybil. Kekerasan yang dilakukan oleh ibunya Shirley, membuat Shirley mengembangkan 16 perubahan atau kepribadian untuk membantunya menghadapi pengalaman traumatisnya sebagai seorang anak.
Pada tahap awal patologinya, Shirley berusaha menciptakan dunia fantasi di mana dia memiliki ibu yang penuh perhatian dan penyayang.
Sementara itu, ayah Shirley, Willard, dinyatakan sebagai ayah yang tidak peduli karena telah mengabaikan pelecehan, luka bakar, dan bekas luka yang ada pada tubuh Shirley. Ketika Shirley menjerit kesakitan akibat disiksa oleh ibunya, Willard tidak pernah sekali pun menanggapi jeritan Shirley.
16 kepribadian yang terpecah di dalam diri Shirley adalah
- Sybil Isabel Dorsett (kepribadian utama pengganti Shirley Ardell Mason)
- Victoria “Vicky” Antoinette Scharleau (kepribadian Shirley sebagai gadis Prancis muda yang antusias)
- Peggy Lou Baldwin (kepribadian Shirley sebagai orang yang pemarah)
- Peggy Ann Baldwin (kebalikan dari kepribadian Peggy Lou, yaitu kepribadian Shirley sebagai orang yang penakut)
- Mary Lucinda Saunders Dorsett (kepribadian Shirley sebagai sosok yang keibuan)
- Marcia Lynn Dorsett (kepribadian Shirley sebagai penulis dan artis yang produktif)
- Vanessa Gail Dorsett (kepribadian Shirley sebagai seorang yang senang, ceria, dan seorang musisi)
- Mike Dorsett (kepribadian pertama Shirley sebagai seorang laki-laki yang memiliki pekerjaan tukang bangunan)
- Sid Dorsett (kepribadian kedua Shirley sebagai laki-laki, dan memiliki pekerjaan tukang kayu)
- Nancy Lou Ann Baldwin (kepribadian Shirley sebagai seorang yang sangat politis)
- Sybil Ann Dorsett (kepribadian Shirley yang tak bernyawa)
- Ruthie Dorsett (kepribadian Shirley yang menyerupai anak kecil)
- Clara Dorsett (kepribadian Shirley yang terus-menerus mengkritik Sybil Isabel Dorsett dan cukup religius)
- Helen Dorsett (kepribadian Shirley yang secara konsisten takut untuk menetapkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan yang diinginkannya)
- Marjorie Dorsett (kepribadian Shirley yang tenang dan suka tertawa)
- The Blonde (kepribadian Shirley sebagai remaja yang periang)
Ketika Wilbur memulai pengobatan Shirley, ia memberikan tarif antara USD 15, 20, atau 25 per kunjungan. Akan tetapi, setelahnya tetap pada USD 15 per kunjungan.
Selama 11 tahun perawatannya, Shirley telah membayar biaya terapi lebih dari USD 35.000. Pada tahun 1973, tepat sebelum buku “Sybil” diterbitkan, Shirley telah membayar lebih dari sepertiga total biaya terapi. Selain itu, perawatan Sodium Pentothal juga lebih mahal dan seiring waktu, Wilbur harus menghentikan perawatannya karena Shirley mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan sodium pentothal. Wilbur berkata bahwa royalti dari buku tersebut akan dibagi dengan Shirley, Dr. Wilbur, dan penulisnya
Tidak sampai Shirley berusia 42 tahun, pada tahun 1965, semua 16 kepribadian miliknya melebur menjadi satu dan menandai kelahiran Shirley yang “baru”. Untuk mencapai titik tersebut, Shirley harus menjalani 11 tahun terapi dengan total 2.354 sesi pertemuan. Sesi ini bervariasi, di antaranya termasuk penggunaan Sodium Pentothal dan hipnosis untuk membantu mempelajari pengalaman kekerasan yang dialami Shirley waktu kecil.
Semua perubahan Shirley terjadi dengan proses yang lambat dan bagi Wilbur kadang terapi tersebut sangat melelahkan. Wilbur percaya bahwa setiap trauma Shirley harus “dicabut dan dianalisis” agar Shirley dapat menyatu dan dengan demikian Shirley tidak lagi membutuhkan perubahan apa pun.
Menurut Wilbur, Shirley sering berjuang melawan berbagai perubahannya. Setelah perawatannya, Shirley melaporkan bahwa beberapa orang mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa ibu dan ayahnya benar-benar melakukan hal-hal yang dituduhkannya. Sebagian besar (setidaknya saat itu) sulit untuk melihat bagaimana seorang ibu atau ayah dapat melakukan kekerasan kepada seorang anak.
Wilbur yakin, bagaimanapun, bahwa itu semua telah terjadi dan kejadian tersebut merupakan jawaban dari diri Shirley sendiri dan menjadi salah satu hal yang membantu mengatasi mimpi buruk yang dialaminya.
Setelah Shirley berhasil menyatukan 16 kepribadiannya, menurut sebagian besar laporan, Shirley melanjutkan untuk menjalani kehidupan yang tenang, memiliki karir yang sukses, mempunyai hewan piaraan, dan bermain scrabble dengan kawan-kawan dekatnya.
Shirley menjadi guru seni di sebuah komunitas kampus dan menjadi pelukis, bahkan ia berhasil membuat pameran seninya sendiri.
Namun, pada tahun 1990-an, para peneliti, akademisi, dan dokter, setelah kematian Shirley dan Dr. Wilbur, mulai mencurigai bahwa kasus “Sybil” tidak seperti yang terlihat. Seorang psikolog di San Francisco melaporkan bahwa ia menemukan rekaman-rekaman sesi Shirley dan Dr. Wilbur yang meragukan diagnosis Dr. Wilbur tentang gangguan kepribadian ganda.
Akan tetapi, kecurigaan itu terbantahkan oleh Dr. Leah Dickstein dari Universitas Louisville, Kentucky yang tetap berhubungan dengan Shirley setelah kematian Dr. Wilbur.
Dr. Dickstein melaporkan bahwa Shirley memberitahunya, “Beritahu orang bahwa setiap kata dalam buku itu benar.” Sebagai tambahan, Dr. Dickstein yang secara personal juga mengenal Dr. Wilbur, teguh dalam keyakinannya bahwa Dr. Wilbur tidak perlu mengarang cerita “Sybil”.
Salah satu fakta lain yang menarik adalah Dr. Wilbur juga lah yang mendiagnosis Shirley dengan kanker payudara pada awal tahun 1990. Namun, Shirley mulai menunjukkan pengurangan gejala kanker payudara tanpa pengobatan.
Selang satu tahun, Dr Wilbur didiagnosis dengan penyakit parkinson dan pada saat itu juga Shirley pindah untuk membantu merawat Dr. Wilbur sampai kematiannya pada tahun 1992. Di awal 1997, kanker payudara Shirley kembali. Akan tetapi, Shirley memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan.
Shirley mendonasikan rumah beserta lukisan-lukisan hasil karyanya pada Gereja Seventh-day Adventist dan meninggal pada 26 Februari 1998 di usianya yang ke-75.
Setahun kemudian, dalam rumah Shirley yang berada di Lexington, Kentucky, ditemukan sekitar 100 lukisan di ruang bawah tanah rumahnya.
Sebagian lukisan ditandatangani oleh Shirley, sebagain tidak ditandatangani, dan sebagian lukisan lainnya bahkan ditandatangani oleh kepribadian lain Shirley.
Kemudian, di tahun 1999, lukisan-lukisan Shirley dijual melalui pelelangan. Lukisannya terjual kepada seorang kolektor tak dikenal dari Leawood, Kansas dengan harga mulai dari USD 30,000- 100,000.
Meskipun banyak yang melihat kasus “Sybil” sebagai suatu fenomena budaya, Shirley Ardell Mason tetaplah seorang manusia yang hidup dan bukanlah cerita fiktif. Apakah kamu percaya ceritanya benar? Banyak orang masih memperdebatkan kebenarannya
Reporter: Indah Utami