Pantur Silaban, Orang Indonesia Pertama yang Sukses dengan Teori Relativitas Einstein

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kita mungkin tidak pernah mendengar nama Pantur Silaban. Padahal ketekunannya sebagai fisikawan mungkin tidak pernah lepas dari Albert Einstein, penemu Teori Relativitas.

Nah, Pantur yang lahir di Sidikalang, Sumatera Utara 11 November 1937 itu menjadi orang Indonesia pertama yang mempelajari teori menghebohkan sains dunia tersebut.

Putra dari Israel Silaban dan Regina br Lumbantoruan itu belajar ilmu fisika pertama kali di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selesai kuliah di Bandung, Pantur melanjutkan pendidikannya di Universitas Syracuse, Amerika Serikat.

Di universitas rangking 54 dunia tersebut, Pantur diterima di Pusat Kajian Gravitasi dengan mentor Peter Gabriel Bergmann dan Joshua N. Goldberg.

Pantur mempelajari salah satu topik terpanas dalam fisika, yang saat itu mencoba menyatukan medan kuantum dan relativitas umum untuk menemukan teori gravitasi kuantum.

Hal itu merupakan cita-cita Albert Einstein, namun gagal memformalkan interaksi ke-4 di alam semesta menjadi satu teori tunggal yang disebut Grand Unified Theory.

Setelah bersikukuh ingin bekerja pada gravitasi kuantum, Pantur akhirnya mengikuti saran Goldberg untuk mengganti subjek disertasinya.

Maka, desertasi tersebut akhirnya memangkas prinsip Relativitas Umum menggunakan Group Poincare sehingga dia menemukan besaran fisik yang kekal dalam radiasi gravitasi.

Kemudian temuan itu dikonfirmasi ke dentuman besar sebagai model pembentukan semesta dibanding model lainnya.

Akhirnya, Pantur berhasil menyelesaikan disertasinya berjudul “Null Tetrad, Formulation of the Equation of Motion in General Relativity” atau “Rumusan Persamaan Gerak dalam Relativitas Umum di tahun 1971.”

Setelah itu, disertasi Pantur dikutip fisikawan terkenal dunia, Hermann Bondi dan Roger Penrose. Setahun berikutnya, ia kembali ke Bandung pada tahun 1972 dan mengajar di Departemen Fisika, ITB.

Selain di kampus, Pantur sering memberi materi tentang perkembangan alam di berbagai acara seperti seminar dan simposium nasional maupun internasional.

Sosok Pantur sehari-hari dikenal serius tapi lucu. Humornya menghibur mahasiswa maupun mereka yang bukan mahasiswa.

Beberapa makalah penelitiannya terbit di Relativitas Umum dan Gravitasi, Jurnal Dari Masyarakat Internasional Relativitas Umum dan Gravitasi. Tak hanya relativitas umum, ia juga mempelajari fisika partikel.

Di ITB, ia menjadi profesor penuh di tahun 1995 dan pada bulan November 2002 saat menginjak usia 65 tahun ia pensiun.

Berkat kontribusinya di bidang sains khususnya fisika, Freedom Institute – Pusat Studi Demokrasi, Nasionalisme, dan Ekonomi Pasar memberi dia penghargaan Achmad Bakrie tahun 2009.

Karena selama ini ia mendalami dunia fisika khususnya alam, ia merasa bahwa dirinya semakin dekat dengan Tuhan. Namun, ketika mendapat penghargaan Achmad Bakrie dia cukup terkejut sebab merasa tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan Tuhan. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini