Pakai Falsafah Air, Sofyan Djalil 5 Kali Jabat Menteri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di kalangan anggota Kabinet Kerja dan Indonesia Maju ada candaan yang khusus ditujukan kepada Sofyan Djalil. “Siapa pun presidennya, Sofyan menterinya.”

Guyonan itu bukan asal dilontarkan, sebab Sofyan tercatat menjabat lima menteri dengan dua presiden yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi.

Kelima jabatan itu pun beragam. Diawali dengan jabatan Menteri Komunikasi dan Informasi yang diangkat SBY untuk periode 2004-2007.

Lalu, Menteri BUMN periode 2007-2009 masih di kabinet Pemerintahan SBY. Namun, di periode kedua pemerintahan SBY, Sofyan tidak ditunjuk lagi menjadi anggota kabinet.

Namun, Sofyan tidak pernah berfikir buruk karena dia tidak terpilih lagi sebagai menteri karena dia mengaku memiliki falsafah hidup seperti air yang mengalir.

“Barangkali engkau benci, justru baik bagimu. Barangkali engkau cintai, justru buruk bagimu. Seperti air, yang penting di manapun berada lakukan yang terbaik,” begitu Sofyan menghadapi kenyataan tidak terpilih lagi sebagai anggota kabinet saat itu.

Prinsip itu dia buktikan ketika Pemerintahan Jokowi ternyata meminta sumbangsihnya sebagai anggota kabinet kembali. Bahkan tiga kali pindah pos.

Berawal dengan menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian pada 2014-2015, lalu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2015-2016) dan ditunjuk menjadi Menteri ATR/Kepala BPN hingga sekarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini