MATA INDONESIA, JAKARTA – Tahukah kamu, jika mobil dinas Soekarno adalah mobil Buick yang diciptakan oleh seorang penemu jenius yang kini dilupakan?
Ya, David Dunbar Buick, seorang penemu asal Arbroath, Skotlandia ini terkenal karena temuan-temuannya yang luar biasa.
Ia berhasil menciptakan alat penyiram toilet. Sistem penyiraman rumput, dan menemukan cara bagaimana melapisi bak cuci atau bak mandi dengan besi tuang. Namun, yang paling membuatnya populer adalah temuannya dalam menciptakan fondasi kendaraan dari General Motors, yakni salah satu produsen mobil terbesar di dunia.
Tercatat, ada sekitar 50 juta kendaraan bermerek Buick yang laku keras selama satu abad terakhir. Namun ia nyaris tak punya uang lantaran tidak dapat memanfaatkan temuannya itu.
Menurut penuturan pengusaha dan dermawan Amerika kontemporer, David Durban adalah orang yang sangat jenius. Sayangnya kejeniusannya tidak bermanfaat. Ia tidak memiliki kemampuan bisnis yang baik.
Kisahnya bermula saat ia remaja dan tinggal di Amerika Serikat. Di masa itu ia mulai mendirikan bisnis pipa ledeng hasil temuannya, dan ternyata bisnis tersebut berhasil. Belum puas dengan capaian itu, di akhir abad ke-19 ia menghasilkan temuan mesin pembakaran internal.
Namun setelahnya, ia malah menjual saham dari bisnis pipa ledengnya seharga USD 100.000, atau setara dengan Rp 46,8 miliar, dan akhirnya mendirikan perusahaan mobil sendiri.
Ia menciptakan mesin katup overhead, yang masih digunakan hingga saat ini. Namun di tahun 1902, ia hanya mampu memproduksi satu mobil lantaran uangnya habis. Akhirnya, David Durban Buick mendapat dana bantuan dari William Crapo Durant, yang kemudian mengambil alih bisnis tersebut.
Setelah di ambil alih, Durant mendirikan General Motors (GM), dan membayar upeti kepada David Durban Buick karena peranannya terhadap merek Buick. Ya, bagaimana pun, jika bukan David Durban, maka mobil Buick tidak mungkin ada.
Tak hanya itu, beberapa tahun setelahnya David Durban juga tersingkir dari General Motors dengan imbalan USD 100.000. Tentu itu adalah jumlah yang kecil dan tak sebanding dengan jumlah jika ia mempertahankan sahamnya dalam bisnis tersebut.
David Durban Buick pun mencoba peruntungan lainnya dengan berinvestasi dalam bisnis tanah di Florida dan minyak di California. Namun di tahun 1924, ia hampir kehabisan uang akibat menganggur. Ia memutuskan untuk kembali lagi ke Detroit. Di sinilah ia mendapatkan pekerjaan barunya sebagai pengajar di Detroit School of Trades.
Dalam sebuah wawancara sebelum ia pergi ke rumah sakit, David Durban Buick mengatakan bahwa dirinya tidak khawatir atas kegagalan. Karena menurutnya kegagalan adalah orang yang hanya berdiam tanpa bangkit, tanpa bangun dan memikirkan hari esok. Ia juga tidak menuduh siapa pun yang menipunya. Meski ia kalah dalam perusahaan yang ia bangun.
Pada Maret 1929, David Durban Buick meninggal dunia di Rumah Sakit Harper, Detroit. Ia menderita pneumonia saat usianya 74 tahun.
Sebenarnya Ian Lamb, pensiunan Jurnalis yang berbasis di Arbroath, sudah memiliki rencana terhadap pendirian patung David Durban Buick di Arbroath. Ia beralasan patung akan menjadi penghormatan yang tepat untuk sang pelopor mobil jenius.
Namun rencana tersebut masih belum jelas. Akhirnya setelah begitu lama, pada Juni 1994, sebuah plakat untuk mengenang David Durban Buick ada di dinding bekas Aula Masonik di Arbroath. Alasan mengapa di dinding tersebut, karena itu menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri di jalan tempat Buick lahir.
Setelah peresmian plakat tersebut, Robert Coletta Eksekutif Senior General Motors, mengatakan David Durban Buick telah menjadi salah satu nama besar di mobil Amerika selama hampir sepanjang abad ke-20. Oleh karenanya, kerja keras dan kejeniusannya layak mendapat penghormatan karena mampu menjadi penyumbang kesuksesan otomotif yang tak tertandingi.
Namun sayangnya, sebagian besar orang tidak mengetahui jika David Durban Buick lahir di Arbroath. Dan menurut laporan dari New York Times dua tahun lalu, di Amerika Utara logo merek Buick tidak ada lagi di bagian belakang mobil produksi Buick. Hal yang sama juga terjadi di Cina. Ini menjadi tanda bahwa sang penemu jenius itu telah dilupakan.
Reporter: Intan Nadhira Safitri