MATA INDONESIA, JAKARTA – Sayyid Ali Husaini Khamenei, Pemimpin Tertinggi ke-2 Iran ini dikenal getol melawan segala bentuk kebiadaban Amerika Serikat, yang sudah menjadi musuh bebuyutan bagi negaranya.
Turut serta sebagai salah satu pejuang Revolusi Islam Iran, Khamenei yang berlatar seorang ulama punya satu hal yang tak bisa ia sembunyikan ketika tampil di hadapan publik.
Tangan kanannya cacat, tak berfungsi lagi dengan baik. Dalam kesehariannya, Khamenei hanya mengandalkan tangan kiri untuk beraktivitas. Lalu, kenapa tangan seorang pemimpin tertinggi bisa sampai cacat?
Kisah ini bermula ketika Khamenei diteror di dalam sebuah masjid. Kala itu, tanggal 26 Juni 1981, mantan Presiden Iran ini tengah mengisi sebuah ceramah di Masjid Abu Dzar, Teheran.
Ia tak mengetahui, ada sebuah bom yang dipasang di tape recorder kala itu. Bom tersebut meledak, Khamenei mengalami luka yang serius pada bagian dada dan tangan kanannya.
Kelompok Mujahidin Khalq mengaku bertanggung jawab atas teror mengerikan tersebut. Ketika dirawat, dokter menyatakan tangan kanan Khamenei cacat.
Mengetahui Khamenei diteror, Imam Khomeini yang kala itu adalah Pemimpin Tertinggi Iran mengutuk keras perbuatan biadab yang dilakukan oleh kelompok teror tersebut.
Setelah lama dirawat, Khamenei kembali tampil ke ruang publik pada 8 Agustus 1981. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 1 Oktober 1981, Khamenei terpilih sebagai Presiden Iran menggantikan Muhammad Ali Rajai yang gugur, dan dilantik oleh Khomeini pada 7 Oktober 1981.
Ia kembali terpilih sebagai Presiden Iran untuk periode kedua pada 16 Agustus 1983 dengan perolehan suara 85 persen. Hingga kini, Khamenei masih memimpin Iran sebagai pemimpin tertinggi dan ulama besar Islam mazhab Syiah.