Mengungkap Murid Pertama dan Terakhir Joe Satriani

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bukan hanya dipandang sebagai seorang gitaris besar, Joe Satriani juga adalah seorang guru yang sukses dalam karirnya. Ia pernah mengajar untuk gitaris-gitaris hebat yang kini namanya sejajar dengannya.

Lahir di Westbury, Long Island, New York, AS, 15 Juli 1956, Satriani muda awalnya hanya dikenal sebagai seorang pengajar gitar. Ia belum punya album-album solo yang meledak, yang melambungkan namanya.

Murid Pertama yang Mengguncang Dunia

Di masa-masa awal ia mengajar, tahun 1974, datanglah seorang remaja berusia 14 tahun yang sama sekali tak tahu cara memetik gitar. Pemuda itu bernama Steve Vai, murid pertama Satriani yang kini dianggap sebagai gitaris nomor satu dunia.

Vai datang ke Satriani, meminta untuk diajarkan gitar. Keduanya mulai akrab, hingga akhirnya setelah tiga tahun berguru, Vai dianggap sudah cukup bisa untuk memulai karir sendiri. Kemudian, 15 tahun berlalu, Vai merilis For The Love of God yang mengguncang dunia.

Dalam beberapa kesempatan, Satriani dan Vai kerap manggung bersama. Mereka juga pernah terlibat dalam proyek G3 bersama beberapa gitaris ternama seperti Yngwie Malmsteen.

Satriani juga menjadi guru buat gitaris-gitari hebat lainnya, seperti Rick Hunolt dari Exodus, David Bryson, Kevin Cadogan, Alex Skolnick dan salah satu murid kesayangannya, yakni Charlie Hunter.

Sang Murid Terakhir

Dikenal sebagai guru yang sukses, Satriani memiliki satu murid yang disebut sebagai didikan terakhirnya. Dia adalah gitaris Metallica, Kirk Hammet.

Setelah berlatih dua tahun kepada Satriani, Hammett kemudian melepaskan dirinya untuk memulai karir bersama band Exodus pada awal 1980-an. Saat itu, Hammett belum banyak dikenal.

Tahun 1983, ia berkenalan dengan pentolan Metallica, James Hetfield dan diajak bergabung menjadi gitaris. Karir Hammett meledak, gaya main Satriani sangat berpengaruh pada penampilannya.

Setelah mengajar Hammet, tahun 1986, Satriani merilis album solo gitarnya yang pertama, yakni Not of This Earth. Namanya mulai dikenal luas.

Barulah pada album keduanya, yakni Surfing with The Alien yang dirilis pada 1987, Satriani dikenal dunia. Permainannya diakui, bahkan disebut sebagai gitaris jenius.

Hingga kini, Satriani belum merilis album baru lagi. Terakhir, ia membuat album Professor Satchafunkilus and The Musterion of Rock pada 2008.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini