Lebih-lebih dari Maudy Ayunda, Pemuda Indonesia Ini Diterima oleh 9 Universitas Bergengsi di AS

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, publik sempat dibuat takjub dengan prestasi artis Maudy Ayunda lantaran ia diperebutkan oleh dua universitas terkemuka dunia. Nah, prestasi anak muda satu ini lebih mencengangkan daripada Maudy, gaes!

Adalah pemuda bernama Moses Mayer. Siswa kelas 12 di Jakarta Intercultural School ini berhasil diterima di 5 universitas yang masuk dalam jajaran “Ivy League” di Amerika Serikat, yakni Harvard University, Princeton University, Yale University, Cornell University dan University of Pennsylvania.

Menariknya, selain diterima di 5 Ivy League, Moses juga diterima di sejumlah universitas bergengsi lainnya di Amerika Serikat, yaitu M.E.T UC Berkeley, UCLA, University of Michigan dan Carnegie Melon University.

Untuk bisa meraih prestasi menakjubkan seperti ini, tentunya diperlukan kemampuan akademis yang luar biasa. Mengingat kampus-kampus bergengsi di AS itu begitu kompetitif dalam menyeleksi calon mahasiswanya.

Menurut Liwan, ibunda Moses, anaknya itu memang sudah berprestasi sejak Sekolah Dasar (SD). Moses bahkan sudah menguasai bahasa Inggris dengan baik sejak kecil. Ia juga telah meraih banyak penghargaan di bidang akademik.

“Moses telah memenangkan banyak olimpiade atau kompetisi matematika maupun informatika (computer science) di tingkat nasional maupun internasional,” katanya, dikutip Selasa, 9 April 2019.

Hingga saat ini, Moses pun belum memutuskan akan memilih yang mana dari kesembilan universitas tersebut. “Belum kepikiran, masih dipertimbangkan. Mereka (pihak kampus) juga kasih waktu sampai 1 Mei,” kata Moses.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini