Kematian Sang Drummer Jadi Penanda Bubarnya Band Rock Led Zeppelin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Led Zeppelin adalah legenda grup musik rock dari Inggris yang dibubarkan pada 4 Desember 1980 dua bulan setelah kematian tragis menimpa sang pemain drum, John Bonham.

Meninggalnya sang drummer dikabarkan karena menenggak terlalu banyak minuman beralkohol, Bonham pergi tidur dan ditemukan tidak bernyawa keesokan harinya. Hasil autopsi menyatakan Bonham meninggal karena sesak napas akibat tersedak muntahannya sendiri.

Kematian Bonham pada usia 32 tahun itu tidak hanya menandai kehilangan salah satu pemain drum paling terkenal dalam sejarah musik rock tetapi juga bubarnya sebuah band legendaris yang beranggotakan dirinya, Robert Plant, Jimmy Page dan John Paul Jones.

Kabar mengejutkan itu muncul, pada saat Led Zeppelin telah bersiap untuk memulai tur musim gugur. Alhasil, dengan adanya kejadian itu tur resmi dibatalkan disusul pengumuman Led Zeppelin mengenai pembubaran mereka dalam pernyataan pers singkat.

“Kami ingin semua orang tahu bahwa dengan kepergian sahabat kami dan rasa hormat kepada keluarganya, maka kami memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi apa yang telah kami mulai bersama John Bonham.”

Dalam bukunya yang berjudul ‘Jimmy Page: The Anthology’, Page menuliskan bahwa setelah kehilangan Bonham, dia tidak ingin menyentuh gitar dan perasaan itu bertahan selama beberapa bulan.

Sementara Plant dalam salah satu siaran podcast ‘Digging Deep’ miliknya berkata, “Saya baru berusia 33 tahun saat itu dan selama 12 tahunnya saya habiskan dalam kehangatan bersama Led Zeppelin. Jadi, ketika kita semua kehilangan John, hanya ada satu hal yang harus dilakukan dan itu adalah melanjutkan hidup, mencoba bertahan, dan menjauhkan diri dari bayangan masa lalu yang menakjubkan sebisa saya.”

Pada tahun-tahun setelah kepergian Bonham, ketiga rekannya di Led Zeppelin itu masih bekerja sama meskipun jarang.

Mereka naik panggung bersama untuk pertama kali saat tampil di Live Aid pada tahun 1985. Kemudian berjumpa lagi pada 1988 di konser Atlantic Records 40th Anniversary bersama putra Bonham, Jason.

Dikutip dari Billboard, Jason Bonham pernah bertanya kepada Plant apakah Led Zeppelin akan membentuk formasi grup baru. “Plant berkata pada saya, ‘Aku sangat mencintai ayahmu. Aku tidak bisa berdiri di atas panggung dan berpura-pura seakan tidak ada yang terjadi. Ketika ayahmu meninggalkan kita semua, meninggalkan dunia, itu artinya Led Zeppelin juga pergi’,” ujar Jason.

Reuni terbaru Led Zeppelin terjadi pada tahun 2007 di acara penghormatan Ahmet Ertegun yang diadakan di 02 Arena London. Pertunjukan itu sukses besar meskipun tidak menjadi titik mula kembalinya grup Led Zeppelin.

Led Zeppelin dianggap sebagai salah satu pelopor band heavy metal dengan musiknya yang menonjolkan suara gitar yang keras dan berat. Sebagian besar lagu-lagu mereka merupakan interpretasi musik blues dan folk yang diberi nuansa rock.

Menariknya, Led Zeppelin tidak pernah merilis single dari lagu-lagunya yang populer. Alasannya, mereka lebih menyukai konsep musik rock berorientasi album.

Kendati terhitung sudah 40 tahun sejak grup fenomenal ini bubar, Led Zeppelin tetap disanjung penggemar musik berkat pencapaian fantastis, kesuksesan komersial, dan pengaruhnya yang luas di kalangan pencinta musik rock.

Hingga saat ini, penjualan album Led Zeppelin telah mencapai lebih dari 300 juta keping dan menjadi satu-satunya grup musik yang berhasil menempatkan semua albumnya ke dalam urutan Top 10 tangga album Billboard.

Selain itu, Led Zeppelin juga menempati urutan nomor satu dalam Daftar 100 Artis Hard Rock Terbesar versi VH1.

Banyak kritikus menganggap Led Zeppelin sebagai salah satu grup rock paling sukses, inovatif, dan berpengaruh dalam sejarah. Bahkan, Majalah Rolling Stone menyebut Led Zeppelin sebagai grup musik terbaik sepanjang masa.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini