Kegilaan Mark David Chapman Si Maniak Pembunuh John Lennon

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Hari ini, 24 Agustus di tahun 1981 silam, Mark David Chapman divonis 20 tahun penjara atas perbuatannya membunuh pentolan The Beatles, John Lennon. The Beatles sendiri hingga kini tetap dikenang sebagai salah satu band paling sukses dalam sejarah musik pop.

Chapman menembak Lennon di luar gedung apartemen The Dakota di New York, di mana korban tinggal bersama istrinya, Yoko Ono, dan putra mereka, Sean. Peristiwa itu terjadi pada 8 Desember 1980.

Seperti dikutip dari History, di hari pembunuhan itu terjadi, Chapman yang merupakan seorang penggemar The Beatles menghabiskan hari dengan bersantai di dekat apartemen Lennon yang terletak di West 72nd Street dan Central Park West.

Sore itu, seorang fotografer sempat memotret Lennon ketika pria kelahiran 9 Oktober 1940 tersebut memberi tanda tangan pada album “Double Fantasy” milik Chapman.

Setelah menandatangani album tersebut, Lennon yang bersama Yoko saat itu langsung menuju limosin untuk pergi rekaman. Namun, di kawasan tempat tinggal mereka, Chapman setia menunggu.

Pada malam harinya, sesaat sebelum pukul 23.00, pasangan itu kembali ke kediaman mereka dan terjadilah tragedi: Lennon ditembak sebanyak empat kali ketika memasuki gedung apartemennya.

Setelah aksi penembakan tersebut, Chapman tak berusaha melarikan diri. Ia malah tetap berada di lokasi kejadian, membaca “The Catcher in the Rye” karya J.D. Salinger. Novel itulah yang disebut-sebut menginspirasi tindakan Chapman.

Chapman berada di sana hingga polisi datang dan menggelandangnya ke tahanan. Sementara itu, Lennon meninggal dunia dalam perjalanannya ke rumah sakit Roosevelt.

Si pelaku kejahatan sempat mengajukan pembelaan yang menyebutkan dirinya tidak bersalah dan alasannya perbuatannya adalah gangguan kejiwaan meski belakangan, ia memutuskan mengakuinya. “Tuhan telah menitahkanku berbuat demikian”, itulah penjelasan Chapman terkait dengan pembunuhan Lennon.

Dalam satu titik di hidupnya, Chapman berubah menjadi seorang fundamentalis. Itu memengaruhi pandangan-pandangannya. Ia kemudian meyakini bahwa The Beatles membawa pengaruh buruk bagi banyak orang, Lennon khususnya, terkait pandangannya atas agama dan negara. Dan pelaku mengaku bertindak atas nama Tuhan.

Mungkinkah ini ‘ganjaran’ yang diterima Lennon yang pada tahun 1966 sempat membuat pernyataan kontroversial bahwa Agama kristen akan hilang dan menganggap The Beatles lebih populer dari Yesus sekarang. Siapa yang tahu?

Berita Terbaru

Natal Berjalan Aman dan Damai, Masyarakat Rayakan dengan Sukacita

JAKARTA — Perayaan Natal 2024 di Indonesia berjalan dengan lancar dan damai, mulai dari malam kudus hingga hari raya. Masyarakat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini