Kandas Sebelum Pernikahan, Kelamnya Kisah Cinta Beethoven

Baca Juga

MATA INDONESIA, WINA – Menjadi seorang seniman musik bergaya romantis dan kontemporer rupanya tidak menjamin kisah cinta yang dialami Ludwig van Beethoven berjalan mulus.

Beethoven memang menjalin hubungan dengan beberapa wanita, namun semuanya kandas sebelum mencapai altar pernikahan.

Saat itu ia masih berusia 20 tahun ketika pertama kali jatuh cinta. Gadis yang menjadi pujaan hatinya bernama Countess Giulietta Guicciardi, salah seorang muridnya, yang merupakan putri dari Graf von Brunsvik.

Kepada Countess, Beethoven mendedikasikan sebuah lagu yang dikenal sebagai Moonlight Sonata. Sayangnya, cinta pertamanya harus kandas karena Countess memilih menikah dengan pria lain, Graf von Gallenberg pada tahun 1803. Alasannya saat itu karena Gallenberg lebih mapan. Hal ini yang membuat musisi itu merasa terhina.

Kira-kira empat tahun setelah cinta pertamanya gagal, Beethoven melamar Josephine Brunsvik, seorang janda yang merupakan sepupu Countess. Keluarga Josephine tidak merestui hubungan tersebut dan memberikan tekanan yang besar pada keduanya. Lagi-lagi masalah ketidaksiapan untuk menikahi Josephine, dia akhirnya harus rela membiarkan Josephine menikah dengan pria lain.

Beethoven kemudian bertemu Therese Malfatti pada tahun 1810. Therese saat itu berusia 18 tahun dan merupakan putri dari salah satu dokter langganan. Hubungannya dengan Therese yang paling sering menjadi gosip dan isu di masyarakat. Apalagi hubungan asmara ini selalu terkait dengan sosok wanita dalam lagu Fur Elise. Meskipun sampai saat ini belum terbukti, dugaan kuat itu muncul karena lembaran musik Fur Elise terselip di antara surat-surat dari Beethoven di tahun saat dia sedang mendekati Therese.

Sayangnya, ia harus kembali mengulang kegagalan kisah cintanya. Orang tua Therese yang kaya tidak setuju dengan hubungan mereka. Musisi jenius ini akhirnya terpaksa harus melihat Therese menikah dengan seorang bangsawan.

Beethoven selanjutnya pernah menjalin hubungan dengan seorang penyanyi bernama Amelie Sabald dan pekerja patronasi seni bernama Anna Marie Erdody. Namun, tidak ada perkembangan lebih jauh.

Kehidupan romantis memang kurang berjalan baik. Bahkan sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengecap pernikahan meskipun beberapa kali melakukan lamaran. Terlepas dari kesuksesan musiknya, masalah finansial dan latar belakang sosialnya yang relatif sederhana membuat pengejarannya pada wanita-wanita dalam hidupnya kerap berakhir sia-sia.

Setelah kematiannya pada Maret 1827, sebuah kontroversi mengenai kisah asmara Beethoven merebak. Petugas menemukan surat di laci meja Beethoven yang tersimpan lama dengan judul Immortal Beloved. Dalam keterangan yang tertera pada surat, Beethoven menulisnya di Teplitz pada Juli 1812. Surat itu tampak jelas kepada seseorang perempuan. Isinya sentimen puitis yang meluap-luap hingga keluhan tentang kesehatannya.

Berbagai opini berkembang. Namun dugaan yang paling meyakinkan mengenai identitas orang tersebut adalah Antonie Brentano, seorang warga asli Wina. Antonie merupakan istri seorang pedagang Frankfurt. Kabarnya, menurut Britannica, mereka sempat menjalin perselingkuhan saat Beethoven berada di Praha.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini