MATA INDONESIA, LONDON – Tanggal 31 Desember April 1970 adalah hari yang kelam bagi belantara musik dunia. Pada hari tersebut, tepat 51 tahun lalu, grup musik The Beatles resmi membubarkan diri. Ini membuat para penggemarnya patah hati.
Alasan apa lagi kalau bukan konflik yang mencapai puncaknya di tubuh The Beatles. Ketegangan dua matahari kembar John Lennon dan Paul McCartney. Selain dua personel lainnya seperti George Harrison yang sibuk dengan album solonya dan Ringgo Star yang senang berpetualang. Dan faktor yang tak kalah penting, yakni mereka kehilangan sang manajer, Brian Epstein.
Ya, semasa Epstein masih hidup, ia bukan hanya pandai mempromosikan John Lennon dkk, dan membuat mereka seperti dewa dalam dunia musik. Epstein juga selalu bisa meredam konflik yang mulai tumbuh di antara para personel.
Ketika Epstein menjemput ajal, John Lennon adalah sosok yang paling terpukul. Ia begitu dekat dengan sang manajer.
Di tengah duka dan semakin amburadulnya band, McCartney mencoba menjadi pemimpin dan mengambil kendali atas rencana-rencana ke depan The Beatles. Konflik semakin memanas, Ringgo Starr, Harrison dan tentu saja Lennon tak bisa menerima dominasi McCartney dalam menentukan arah band.
Meski terjadi konflik internal, The Beatles bisa menyelesaikan album Sgt. Peppers™s Lonely Hearts Club Band pada November 1966 dan rilis pada 1967. Anehnya, meski produksinya ogah-ogahan, album ini mendapat pujian dari kritikus musik. Tapi, ketenaran album baru tetap tak bisa meredam konflik di dalamnya.
Dalam penggarapan album selanjutnya, Paul ingin The Beatles tetap mengusung musik pop sebagai aliran utama band. Tapi, keinginan itu bertentangan dengan Lennon yang sedang menggilai musik eksperimental. Belum lagi Harrison yang mabuk musik India. Komposisi lagu kian kacau, kondisi band kian kalut.
Akhirnya, sampailah di tahun 1970. Saat itu, Lennon, McCartney, Harrison, dan Starr sudah merilis album mereka masing-masing. Di tengah kesibukan solo karir, mereka mampu merilis album terakhir, yakni Let It Be, yang rilis pada Mei 1970.
Paul McCartney adalah orang pertama yang menyatakan ke publik bahwa The Beatles resmi bubar. Pernyataan itu sepihak. Lennon, Harrison dan Starr marah besar dan membawa masalah tersebut sampai ke pengadilan. Tapi, tetap saja The Beatles telah bubar.
Yoko Ono, istri John Lennon turut berdosa besar dalam bubarnya band terbaik sepanjang masa di Inggris ini.
Keterlibatan Yoko Ono Memperburuk Suasana
Jika ada sosok di tubuh The Beatles yang paling membenci istri John Lennon, dia tentu saja adalah Paul McCartney. Ya, Paul sangat membenci Ono setelah ia sering hadir bersama Lennon dalam proses latihan maupun rekaman.
Sejak awal didirikan, seluruh personel The Beatles sepakat tidak membawa pacar atau istri di dalam setiap proses perekaman lagu. Ya, awalnya semua sepakat, sampai Lennon menjadi orang pertama yang melanggar aturan tersebut.
Kahadiran Ono telah membuat kehidupan Lennon berubah. Bahkan, banyak spekulasi menyebut Ono telah mengendalikan penuh gaya Lennon, sampai ia tega meninggalkan istri pertamanya, yakni Cynthia Lennon.
Sang vokalis utama itu kerap membawa Yoko Ono ke dalam proses rekaman lagu, atau sesekali ke dalam latihan band. Harrison, Starr, dan terutama Paul merasa gerah dan tidak nyaman dengan hadirnya perempuan asing itu dalam urusan internal band.
Apalagi, Ono kerap ikut-ikutan memberi masukan serta komentar untuk band. Alhasil, perdebatan dan perseteruan soal keterlibatan Ono membuat kondisi The Beatles semakin parah.
Band ini akhirnya bubar dengan banyak faktor penyebabnya. Ono merasa dirinya bukanlah penyebab band tersebut bubar, ia membantah keras tudingan itu.
Hal yang sama juga disampaikan Paul. Ia menyebut bukan Ono penyebab The Beatles kandas, tapi karena konflik yang tak bisa ia dan Lennon atasi, sehingga mereka terpaksa menutup karir bersama-sama.
Pasca Bubar dan Kematian Lennon
Setelah bubar, masing-masing personel The Beatles merintis solo karir dan membuat album-albumnya sendiri. Mereka fokus mencari jalan ketenaran baru dengan menyelenggarakan sejumlah konser serta kolaborasi.
10 tahun berlalu, John Lennon tewas karena penembakan seorang penggemarnya di New York pada 8 Desember 1980. Dunia seketika berduka dalam, sang maestro kini telah tiada. Duka juga menjalar ke tiga orang mantan personel The Beatles lainnya.
Sebagai penghormatan, Harrison menciptakan lagu All Those Years Ago, yang berisi kisah saat mereka bersama-sama jatuh dan bangun di The Beatles. Pembuatan lagu itu tentu saja atas bantuan McCartney sebagai vokal latar, dan Starr sebagai drummer.
Pemakaman Lennon dihadiri Harrison dan Starr, serta Yoko Ono dan kedua puteranya, Julian dan Sean Lennon. Sementara McCartney batal menghadiri pemakaman, karena ia lebih memilih konferensi pers, dibanding menyaksikan Lennon untuk terakhir kalinya.
The Beatles masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 1988. Banyak pihak menyebut The Beatles adalah band terbaik sepanjang masa, bukan hanya untuk Britania Raya, tapi untuk dunia.