MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Chrisye dalam belantika musik tanah air cukup harum mewangi. Sosok yang bernama lengkap Chrismansyah Rahardi (Nama Dulunya Christian Rahardi) ini lahir dari keluarga Tionghoa-Indonesia pada 16 September 1949.
Sederet lagu seperti Lilin-lilin kecil, Kisah kasih di sekolah, Pergilah Kasih, Seperti yang Kau Minta, tentu sudah biasa dan tak asing di telinga. Namun, ada satu lagu yang cukup spesial dan sempat membuat Chrisye bercucur air mata saat membuatnya.
Lagu itu berjudul ‘Kaki dan Tangan tak Berkata’. Bahkan beberapa kali pada proses pembuatan lagu tersebut, sosok yang dikenal bersahaja semasa hidupnya itu tak sanggup menyanyikannya hingga akhir.
Bernuansa religi, lagu ini merupakan kolaborasi Chrisye dengan penyair Taufiq Ismail dan melakukan rekaman di Sydney, Australia. Pembuatannya pun berawal dari keinginan Chrisye menyanyikan sebuah lagu religi.
Maka ia menghubungi Taufiq untuk menuliskannya syair religi untuk satu lagunya dengan deadline sebulan. Dan hal itu disanggupi Taufiq.
Ternyata, minggu pertama macet, tidak ada ide. Minggu kedua macet, ketiga macet hingga menjelang hari terakhir masih juga tidak ada ide. Taufiq gelisah dan menelpon Chrisye dan bilang, ”Chris maaf, macet!”.
Namun di malam harinya, Taufiq mengaji. Ketika sampai ayat 65 surat Yasin dia berhenti. Makna ayat ini tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa.
Sesegera mungkin dia pindahkan pesan ayat tersebut ke dalam lirik-lirik lagu dan segera pita rekaman itu diberikan ke Chrisye.
Hal yang tak biasa terjadi saat Chrisye berlatih menyanyikannya. Baru dua baris Chrisye menangis, mencoba lagi, menangis lagi. Dan begitu berkali-kali.
Menurut penuturan Chrisye kala itu, lirik yang dibuat tersebut adalah satu-satunya lirik paling dahsyat sepanjang karirnya. Ada kekuatan misterius yang mencekam dan menggetarkan. Setiap menyanyi dua baris, air mata sudah membanjir.
Yanti, istri Chrisye, sampai syok melihat hal tidak biasa tersebut. Lirik lagu tersebut begitu merasuk kalbu dan menghadapkan kenyataan betapa manusia tidak berdaya ketika hari akhir tiba.
Sepanjang malam dia gelisah, lalu ditelponlah Taufiq dan diceritakan kegelisahannya. Taufiq pun mengatakan bahwa lirik lagu tersebut diilhami surat Yaasiin: 65. Ia pun menyarankan kepada Chrisye, agar tenang.
Tapi, di studio rekaman hal itu terjadi lagi. Chrisye mencoba, tetapi baru dua baris sudah menangis. Dan berulang kali hasilnya sama.
Erwin Gutawa yang menunggu pun sampai senewen. Yanti lalu shalat untuk khusus mendoakannya.
Akhirnya dengan susah payah, Chrisye berhasil menyanyikannya hingga selesai. Bahkan rekaman itu sekali jadi, tidak diulang karena Chrisye tak sanggup menyanyikannya lagi.
Berikut cuplikan lagu tersebut: