MINEWS, JAKARTA – Dirgahayu TNI AU ke-73. Ya, hari ini 9 April 2019 TNI Angkatan Udara (TNI AU) kebanggaan bangsa berulang tahun yang ke-73. Sudah banyak prestasi yang diraih oleh satuan tangguh ini.
Bicara soal kegarangan pasukan, rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas soal ‘alat utama sistem persenjataan’ (alutsista) milik TNI. Alat-alat militer itu sangat menentukan kekuatan sebuah satuan dalam bekerja mengamankan NKRI.
Nah, kamu penasaran kan, seperti apa alutsista milik TNI AU? Yuk, simak berikut ini, alutsista milik TNI AU, seperti dikutip dari Wikipedia:
1. KEKUATAN PESAWAT TNI AU
Kekuatan Pemukul Udara
TNI AU memiliki empat kekuatan pemukul udara, yakni:
Pertama, Pesawat Penyerang yang mampu melaksanakan operasi udara strategis dan taktis untuk penghancuran sasaran darat maupun perairan sampai dengan daerah persiapan lawan.
Kedua, Pesawat Peringatan Dini/Advanced Early Warning (AEW) yang melaksanakan manajemen pertempuran udara dan erang elektronika untuk mengganggu kemampuan gelombang elektromagnetik musuh dan menjamin kelancaran penggunaan gelombang elektromagnet sendiri.
Ketiga, Pesawat Tanker yang mampu melaksanakan dukungan Air Refeuling bagi pesawat penyerang yang direncanakan untuk beroperasi jauh di luar ZEE.
Keempat, Pesawat Komando yang dilengkapi dengan sarana K3I dan memiliki jarak jangkau dan kemampuan yang memadai sebagai sarana pimpinan untuk mengendalikan dan memonitor jalannya operasi yang dibutuhkan pesawat Kodal.
Kekuatan Intai Udara
TNI AU memiliki dua kekuatan intai udara, yakni:
Pertama, Pesawat Intai Udara Strategis yang digunakan untuk pengintaian sampai di luar batas ZEE.
Kedua, Pesawat Intai Udara Taktis untuk pengintaian secara detail daerah pertempuran baik pesawat berawak maupun tak berawak.
Kekuatan Lintas Udara
Untuk kekuatan lintas udara, TNI AU dilengkapi empat alutsista berikut ini:
Pertama, Pesawat Angkut Strategis yang mampu mengangkut Batalion Lintas Udara Korpaskhas ke daerah trouble spot.
Kedua, Pesawat Angkut Super Berat yang mampu mengangkut mobilitas kendaraan tempur dan logistik pertempuran.
Ketiga, Pesawat Angkut Taktis, Amphibi dan Helikopter.
Keempat, Pesawat Angkut Khusus VVIP/VIP baik fix wing maupun rotary wing.
2. KEKUATAN RADAR TNI AU
Satuan Radar TNI AU (Satradau) di Darat
Satradau di darat milik TNI AU meliputi dua kekuatan ini, yakni:
Pertama, kekuatan radar berkemampuan Ground Control Interception (GCI) yang bisa mengarahkan/menuntun pesawat.
Kedua, kekuatan radar berkemampuan Early Warning (EW) yang bisa memberi peringatan dini.
Satuan Radar Kapal TNI AU (Satrakau) di Laut
Kekuatan ini terdiri dari Satrakau berkemampuan radar EW yang berada di lautan untuk memantau wilayah udara diatas lautan NKRI yang tidak ter-cover oleh Satradau di darat.
Satuan Radar Pesawat TNI AU (Satrapau) di Udara
Kekuatan ini terdiri dari Satrapau terdiri dari pesawat AWACS sekelas E-3 Sentry/E2C Hawkeyes berkemampuan radar GCI dan EW.
3. KEKUATAN RUDAL DAN MERIAM HANUD TNI AU
Resimen Hanud Jarak Pendek/Hanud Titik Korpaskhasau
Terdapat di setiap Pangkalan Utama AU (Lanuma) dan Obyek Vital Negara yaitu Istana Negara, Mabes TNI, PT DI, PT PAL, PT Pindad, LAPAN, Pertamina, PLN, Telkom.
Resimen Hanud Jarak Menengah/Jauh Korpaskhasau
Batalyon di setiap Kosekhanudnas dengan penempatan setiap Bateray di Ibukota dan di dekat perbatasan NKRI.
Pada tingkat operasional, TNI AU memerlukan jet-jet tempur dalam beragam kemampuan berjumla 250-300 unit, 40 pesawat kelas C-130 Hercules, 2 pesawat E-3 Sentry AWACS dengan pertimbangan satu di barat dan satu di timur.
TNI AU juga membutuhkan 8 pesawat sekelas E-2C Hawkeye masing-masing 4 di barat dan timur.
TNI Angkatan Udara juga harus melengkapi diri dengan pesawat pembom, pemburu-pembom jarak jauh, pesawat anti gerilya Counter Insurgency (COIN), pesawat tanker, heli-heli combat-SAR, radar-radar GCI dan EW, pemekaran pasukan korpaskhas dengan cara membentuk batalyon-batalyon pemukul dan batalyon-batalyon pertahanan udara berupa situs-situs rudal darat ke udara (SAM), serta artileri anti serangan udara dan merupakan gagasan ideal yang mesti masuk dalam Grand Strategy yaitu pengadaan pesawat siluman.