Begini Canggihnya KRI Dr Soeharso untuk Operasi Kemanusiaan Wamena

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengerahkan kapal rumah sakit terapung KRI dr. Soeharso untuk membantu operasi kemanusiaan dalam kerusuhan di Wamena. Kapal tersebut mengangkut sejumlah tenaga medis dan dokter spesialis yang tak diragukan lagi kemampuannya.

“Kita gelar satu kapal KRI dr. Soeharso dan tenaga medisnya dan dokter spesialis patah tulang, luka bakar serta luka akibat benda tumpul,” kata Hadi, Senin 30 September 2019.

Meskipun disebut sebagai kapal medis, ternyata KRI dr. Soeharso (990) juga memiliki kelengkapan alat tempur yang cukup mumpuni. Mau tahu apa saja seluk-beluk dan kecanggihan kapal ini, yuk simak!

1. Sejarah KRI dr. Soeharso

Sebelumnya, kapal ini bernama KRI Tanjung Dalpele (972) yang berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP), sekaligus Bantu Rumah Sakit (BRS). Kapal ini dulunya mampu mendaratkan dua heli jenis Super Puma.

Kemudian, kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) ini berganti nama menjadi KRI dr. Soeharso pada 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang dikukuhkan oleh KASAL saat itu, yakni Laksamana TNI Slamet Soebijanto.

Nama kapal diambil dari seorang dokter orthopedi atau ahli bedah tulang, Prof dr. Soeharso yang banyak jasanya semasa perjuangan kemerdekaan dengan membantu merehabilitasi para pejuang korban perang.

2. Desain

KRI dr. Soeharso memiliki panjang 122 meter, lebar 22 meter, dan draft 4,9 meter. Kapal ini berbobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh, dengan geladak yang panjang dan luas, sehingga mampu mengoperasikan dua helikopter sekelas Super Puma.

Selain itu, kapal ini dilengkapi hanggar untuk menampung satu helikopter lagi. Di dalamnya tersedia 1 ruang UGD, 1 ruang ICU, 1 ruang post operasi, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang penunjang klinik, dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.

3. Kemampuan

Sebagaimana tugasnya sebagai kapal rumah sakit, KRI dr. Soeharso membawa 75 ABK, 65 staf medis dan dapat menampung hingga 40 pasien rawat inap. Dalam keadaan darurat, kapal ini bisa mengangkut 400 hingga 3.000 penumpang.

Persenjataannya jangan diragukan. Di kapal ini, tersedia dua pucuk meriam Penangkis Serangan Udara Rheinmetall 20mm. Tenaga penggerak kapal ini adalah mesin diesel.

4. Operasi Kemanusiaan

Kapal ini pernah terlibat dalam sejumlah operasi kemanusiaan, seperti bencana tsunami di Aceh tahun 2004, lalu gempa Sumatera Barat tahun 2009, kemudian penanganan kabut asap Kalimantan tahun 2015, dan terbaru operasi kemanusiaan dalam kerusuhan di Wamena.

Berita Terbaru

Ribuan UMKM Telah Terima Program Penghapusan Utang di Era Presiden Prabowo

Jakarta – Pemerintah menegaskan akan selektif dalam menentukan penerima manfaat penghapusan utang macet bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini