5 Fakta tentang Julius Caesar, Sang Diktator ‘Terakhir’ Roma

Baca Juga

MATA INDONESIA, ROMA  – Siapa yang tak kenal dengan Julius Caesar? Sosok yang bernama lengkap Gaius Julius Caesar merupakan salah satu tokoh yang cukup tersohor dalam sejarah dunia.

Tak hanya dikenal sebagai negarawan dan jenderal hebat di zaman Romawi kuno, ia juga dikenal sebagai penulis puisi yang hebat.

Namanya diabadikan oleh drama Shakespeare dengan nama yang sama. Banyak hal tentang kehidupan Caesar didapatkan dari tulisan Cicero dan tulisan-tulisan sejarah Sallust.

Berikut ini adalah lima fakta menarik tentang Julius Caesar.

1. Pernah Diculik Bajak Laut di Masa Mudanya

Meski dikenal sebagai pemimpin perang yang ulung, ternyata saat berumur 25 tahun, Caesar pernah diculik oleh sekelompok bajak laut. Konon katanya pada tahun 75 SM, kelompok bajak laut masih meneror kawasan laut Mediterania, termasuk laut Aegea.

Saat itu, Caesar sedang dalam perjalanan menuju Rhodes untuk belajar pada Apollonius, namun kemudian dirinya diculik oleh bajak laut Sisilia. Saat diculik, Caesar justru menertawakan para bajak laut karena mereka tidak tahu siapa yang mereka culik.

Para bajak laut meminta uang tebusan sebesar 20 talenta perak, tapi lucunya, Julius Caesar justru menaikkannya menjadi 50 talenta perak. Selama 38 hari menunggu uang tebusan tersebut datang, Julius Caesar menghabiskan sebagian waktunya bersama dengan para bajak laut dengan menyusun dan membacakan puisi dan pidato untuk mereka.

Setelah uang tebusan diterima oleh bajak laut dan Julius Caesar dibebaskan. Sebelum pergi, Julius Caesar mengatakan dirinya akan menangkap para bajak laut tersebut.

Mendengar perkataan Julius Caesar, para bajak laut tersebut tertawa, namun ternyata perkataan Julius Caesar ini benar. Dirinya kemudian mengirim para bajak laut tersebut ke pihak berwanang di Pergamon dan berhasil memenjarakan para bajak laut yang dulu pernah menculiknya.

2. Pemimpin Perang yang Gagah Berani

Caesar dikenal dengan sebuah semboyan yang terkenal yaitu Veni Vidi Vici yang berarti saya datang, saya lihat, saya menang. Semboyan ini bukanlah isapan jempol belaka. Ia yang membuat kerajaan Romawi menjadi kuat.

Bermula dari keberhasilannya memperluas kekuasaan Romawi hingga ke Gaul (Prancis) hingga melancarkan serangan pertama ke Britannia (Inggris). Saat itu ia menjabat sebagai diktator atau komandan militer.

Setelah itu, ia berhasil meraih kemenangan perang saudara melawan Pompeius yang berasal dari senat. Lalu, Caesar mengambil alih pemerintahan dan menjadi diktator seumur hidup.

3. Diktator Terakhir Romawi Hingga Akhir Hayat

Caesar adalah diktator terakhir dalam sejarah Republik Romawi. Adapun gelar diktator dalam bahasa Latin berarti pendikte. Jabatan ini adalah sebuah jabatan politik luar biasa, di mana pemegang jabatan tersebut menjadi penguasa absolut Republik Romawi.

Menurut konstitusi Republik Romawi, seorang diktator ditunjuk hanya pada keadaan darurat militer untuk masa jabatan enam bulan saja. Namun Caesar malah melanggar ketentuan tersebut. Ia justru menahbiskan dirinya sebagai Dictator Perpetuo (diktator selamanya).

Hal ini memicu kemarahan dari para pendukung Republik Romawi yang tidak ingin kekuasaan absolut berada di tangan satu orang. Caesar akhirnya dibunuh oleh sejumlah senator, antara lain Marcus Junius Brutus, Gaius Cassius Longinus, Decimus Junius Brutus, dan beberapa Senator Romawi.

Secara resmi Caesar sendiri tidak pernah menjadi Kaisar Romawi. anak angkatnya, Oktavianus, adalah Kaisar Romawi pertama, menurut ‘The Annals of Imperial Rome’ dari Tacitus.

4. Sempat Dirumorkan sebagai Homoseksual

Dibalik kisah kepahlawanannya, Caesar juga sempat digosipkan memiliki hubungan sesama jenis atau homoseksual dan dianggap bertekuk lutut di bawah Nicomedes IV dari Bithynia di awal karirnya. Bahkan ia diolok-olok sebagai ‘Ratu Bithynia’.

Dalam tulisan Cicero, Bibulus, Gaius Memmius, mengisahkan bahwa berita ini dipropaganda oleh para saingan politiknya, sebagai upaya mempermalukan Caesar. Lantaran kebudayaan Romawi menganggap peran pasif dalam seksualitas, sebagai tanda lemah atau tunduk.

Berkali-kali ia membantah hal ini sepanjang hidupnya dan bahkan melakukan sumpah tak melakukan tindakan terkutuk tersebut. Bahkan Mark Antony pun menuduh bahwa Oktavianus yang diadopsi oleh Caesar karena ketertarikan seksual.

Tapi dalam tulisan Suetonius menjelaskan bahwa tuduhan Antony adalah pencemaran nama baik dalam politik, dan tak berpengaruh sama sekali dengan karir Oktavianus hingga kemudian menjadi Raja Romawi pertama sebagai Kaisar Agustus.

5. Pencetus Penanggalan Kabisat pada Kalender saat Ini

Julias Caesar memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari (tanggal kabisat), yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini.

Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, Markus Antonius (salah satu pendukung Caesar) mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Kalender Julius tetap menjadi standar kalender selama lebih dari 1500 tahun dan juga mempengaruhi kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini. (Krisantus de Rosari Binsasi)

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini