TikTok Jadi Media Teroris Rekrut Anggota Baru?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Tiktok menjadi aplikasi yang saat ini popularitasnya kian meningkat dan banyak di gandrumi oleh semua kalangan masyarakat di dunia. Aplikasi video kreatif asal Tiongkok ini memungkinkan pengguna merekam video dengan tema musik dan filter unik.

Pada Februari lalu, TikTok dan Douyin yang merupakan TikTok versi Tiongkok menyentuh 1 miliar unduhan secara global. Namun belakangan, aplikasi ini justru menarik demografi yang berada di spektrum lain yaitu organisasi teroris.

Dilansir Wall Street Journal dari Merdeka.com, TikTok telah menghapus dua lusin akun karena mem-posting propaganda ISIS. Akun tersebut mengunggah deretan video seperti pejuang ISIS yang membawa senapan, mayat, serta nyanyian mars-nya.

Beberapa video dilaporkan menarget calon pejuang ISIS masa depan, yang berupa video glorifikasi militan ISIS yang diiringi lagu marsnya.

Terdapat pula video lain yang menggunakan tema “Jihad Lover” yang menarget wanita muda. Juga video berisi wanita-wanita muda yang menuliskan dirinya “jihad dan bangga”.

Uniknya, semua video tersebut menggunakan deretan fitur TikTok yang ada dalam aplikasi, seperti filter dan juga hati.

Mempromosikan terorisme adalah salah satu poin yang dilarang dalam kebijakan pengguna TikTok. Secara spesifik, organisasi kriminal dan teroris dilarang menggunakan TikTok.

Juru bicara TikTok menyebut bahwa akun-akun dan konten semacam ini akan diblokir permanen dari TikTok.

“Konten yang mempromosikan organisasi teroris tidak memiliki tempat di TikTok. Kami secara permanen memblokir seluruh akun dan perangkat yang terasosiasi seketika telah teridentifikasi, dan kami secara berkelanjutan akan mengembangkan kontrol yang lebih kuat untuk secara proaktif mendeteksi aktivitas mencurigakan,” tulis juru bicara TikTok, sebagaimana dikutip dari Business Insider.

TikTok sendiri kini memiliki ribuan moderator konten yang tersebar di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) untuk mengawasi konten semacam ini.

Sejak organisasi ini ada, ISIS merekrut anggota melalui media sosial. Berbagai platform seperti Facebook dan juga Telegram, terbukti jadi andalan organisasi teroris tersebut untuk mendapat ‘pejuang’ baru.

Berita Terbaru

Langkah Strategis Pemerintah Sukses Kendalikan Mobilitas Saat Tahun Baru

JAKARTA — Pemerintah telah berhasil mengendalikan mobilitas seluruh rangkaian perayaan Tahun Baru 2025 dengan serangkaian kebijakan strategis. Mulai dari transportasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini