MATA INDONESIA, JAKARTA-Masyarakat Indonesia kembali berduka, kali ini kehilangan sosok politikus yang juga tokoh Hak Asasi Manusia (HAM), Kiai Haji (KH) Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah.
Dirinya meninggal dunia usai kritis setelah operasi jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, pukul 20.55 WIB.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya ulama yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM ini berkeinginan untuk menyaksikan film tentang dua tokoh ormas Islam terkemuka di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh putra Gus Sholah, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid, di rumah duka, Jl Bangka Raya, No 2C, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin 3 Februari 2020.
“Terkahir ngomongin Tebu Ireng, tentang film bersama antara NU dan Muhammadiyah, Jejak Langkah Dua Ulama,” kata Ipang.
Gus Sholah adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur.
Soal film yang disebut Ipang, itu adalah film berjudul ‘Jejak Langkah Dua Ulama’, mengangkat tentang kisah KH Ahmad Dahlan selaku pendiri ormas Islam tertua di Indonesia yakni Muhammadiyah dan KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Gus Sholah adalah cucu KH Hasyim Asy’ari.
“Sampai beliau juga berpikir, ‘Kapan saya bisa melihat preview ini? Ayo, kita (lihat).’ Saya bilang, entar dulu lah. Tadi pagi kami melihat film tersebut tanpa ada beliau. Saya cerita juga soal ini, tapi beliau juga nggak dengar saya rasa,” katanya.
Gus Sholah meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Minggu 2 Februari 2020 pukul 20.55 WIB malam tadi. Keinginannya untuk menyaksikan film ‘Jejak Langkah Dua Ulama’ tidak terlaksana.
Film itu adalah hasil kolaborasi Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pesantren Tebuireng. Saat jumpa pers di Aula lantai 3 Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro No. 23, Kota Yogyakarta, Rabu 24 Juli 2019, Gus Sholah sempat menyambut baik film itu.
“Muhammadiyah dan NU ini menjadi jangkarnya Indonesia, menjadi penyeimbang dari Pemerintahan siapapun juga. Semua itu karena peran dua tokoh ini (KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari). Karena itu perlu diperkenalkan agar masyarakat bisa mengenal lebih dekat dan meneladaninya,” ujarnya Gus Sholah kala itu.