Mata Indonesia, Sleman – Angka Stunting di Kabupaten Sleman di tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 0,04 persen yakni sebesar 6,88 persen dibandingkan di tahun 2021 dengan angka 6,92 persen.
Anggota DPRD Kabupaten Sleman Bambang Sigit Sulaksono selenggarakan kegiatan sosialisasi kepada ibu-ibu untuk memberikan edukasi pencegahan stunting di Joglo Perjuangan, Senin (13/2).
Bambang menyampaikan bahwa selama ini telah aktif menyelenggarakan gerakan penanggulangan Stunting di Kabupaten Sleman seperti yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu di Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir.
“Dari DPP PDI PERJUANGAN telah berfokus pada isu stunting dan itu juga selaras dengan target Nasional untuk bisa menekan angka stunting. Maka dari itu kami sebagai kader sekaligus Wakil Rakyat juga harus terlibat menangani stunting di wilayah masing-masing,” ucap Bambang saat diwawancarai.
Selanjutnya Bambang mengatakan bahwa gerakan pencegahan dan penurunan angka stunting tersebut harus dilakukan secara bersama-sama dari berbagai pihak.
“Kami berharap dan kita ajak semua stakeholder terlibat, dimulai dari bawah yakni dari Kalurahan. Kami berharap setiap program di Kalurahan juga harus memikirkan persoalan pemberdayaan dan program stunting,” ujarnya.
Sementara itu pembicara pada kesempatan tersebut Yan Kurnia Kustanto sebagai pembina Jogja Kerja Kreatif yang sekaligus fungsionaris PDI Perjuangan DIY mengatakan keprihatinannya pada angka stunting di Kabupaten Sleman yang masih tinggi.
“Saya prihatin sih, angka stuntingnya masih tinggi. Maka kita harus semakin gencar memberikan edukasi kepada masyarakat terkait persoalan stunting ini,” ucap Yan Kurnia.
Yan menilai langkah sosialisasi dan memberikan pemahaman gemar makan makanan yang bergizi tinggi kepada masyarakat lebih khususnya kepada ibu hamil dan anak usia dini lebih efektif dilakukan agar membentuk pola kesadaran bersama terkait persoalan stunting.
“Bisa jadi karena masyarakat kesadarannya belum terbentuk, maka tugas kita memberikan edukasi kepada mereka agar gemar makan makanan yang bergizi tinggi, dan ini tentu kaitannya dengan persoalan pertanian kita, itu juga harus diperhatikan oleh stakeholder dan pemangku kepentingan yang ada,” tutup Yan Kurnia.